HERALD.ID — Polisi hingga kini belum dapat mengungkap motif kasus pembunuhan dengan tersangka MAS (14) yang terjadi di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan pada Sabu 30 November lalu. Namun hingga kini kepolisian masih melakukan pemeriksaan mendalam terhadap tersangka.

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Bidang Psikologi, Rose Mini Agoes Salim, mengatakan, kepolisian harusnya melakukan pendekatan khusus terhadap MAS, untuk mendapat informasi yang mungkin belum terungkap.

Rose juga menyarankan, saat mengambil keterangan dari tersangka, kepolisian harus bisa menciptakan rasa nyaman untuk MAS agar ia mau bercerita layaknya seorang teman dekat.

“Supaya ada trust di situ, percaya. Sehingga kita mulai pelan-pelan bisa mencoba mengorek tentang apa yang sebetulnya terjadi. Ini kan dia juga mungkin belum tahu ibunya keadaannya seperti apa,” kata Rose, Kamis, 5 Desember.

Saat anak sudah mulai terbuka, maka penyidik atau orang yang mendampinginya dapat menanyakan inti permasalahan.

“Kemudian kita bisa melihat apakah betul dia memang punya suatu masalah dengan ibunya atau tidak. Pasti anak ini, kan dia anak tunggal, dia pasti akan mencari ini ‘siapa yang bisa melindungi saya lagi,” katanya.

Kemudian untuk proses mendalami keterangan, ia juga menyarankan agar tidak melibatkan beberapa orang. Akan tetapi, 1-3 orang saja saat melakukan pendekatan terhadap MAS.

Karena menurutnya, apabila melibatkan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan, justru dia akan kebingungan untuk berbicara. Apalagi, jika pertanyaan yang ditanyakan mengulang-ulang.

“Kalau menurut saya enggak usah terlalu banyak. Karena nanti makin bingung dia. Nanti pertanyaannya diulang-ulang lagi kan. Nanti kemudian harus bicara jawab yang ulang-ulang lagi,” ujarnya