HERALD.ID – Di balik gemerlap Negeri Ginseng, ada bayang-bayang gelap yang mengintai para pemimpin tertingginya. Korea Selatan, negara yang dikenal dengan demokrasi dinamis dan pertumbuhan ekonomi pesat, menyimpan sejarah kelam bagi presidennya. Istana Biru, simbol kekuasaan tertinggi, telah menjadi saksi bisu bagi nasib tragis pemimpin-pemimpin yang jatuh karena skandal, kudeta, atau bahkan pengkhianatan.
Park Geun-hye: Dari Anak Diktator ke Narapidana
Pada Desember 2016, Park Geun-hye, presiden wanita pertama Korea Selatan sekaligus putri mantan diktator Park Chung-hee, dimakzulkan dalam badai skandal. Tuduhan korupsi, penyelewengan kekuasaan, hingga daftar hitam terhadap seniman yang mengkritiknya, mencoreng citranya sebagai pemimpin bersih. Park akhirnya dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, sebuah ironi bagi putri yang dulu mewarisi nama besar ayahnya.
Namun, tahun-tahun gelap Park tidak selamanya abadi. Pada 2021, ia mendapatkan amnesti, meski luka sejarah tetap membekas. Salah satu jaksa yang dulu mendakwanya, Yoon Suk Yeol, kini menghadapi pemakzulan, menambah ironi dalam politik Korea.
Roh Moo-hyun: Tragedi di Tebing Kemuliaan
Roh Moo-hyun, presiden yang pernah berjanji untuk membawa transparansi, memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing pada Mei 2009. Tuduhan korupsi terhadap keluarganya menghancurkan reputasinya, membuat Roh merasa tak lagi mampu menanggung beban malu. Tebing yang menjadi saksi bisu itu kini menjadi simbol pahit tentang bagaimana kehormatan dapat berubah menjadi tragedi.
Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo: Penjagal yang Jatuh
Dua jenderal yang pernah mengguncang sejarah Korea Selatan, Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo, memegang kekuasaan dengan tangan besi. Namun, keduanya akhirnya dihukum atas kejahatan besar, termasuk kudeta dan pembantaian dalam pemberontakan Gwangju. Chun, yang dijuluki “Penjagal Gwangju,” bahkan sempat menerima hukuman mati sebelum diringankan menjadi penjara seumur hidup.
Keduanya diberi amnesti pada 1998, tetapi bayang-bayang dosa mereka terus menghantui hingga akhir hayat. Mereka bukan hanya tokoh sejarah, melainkan pengingat akan harga mahal kekuasaan.
Dari Syngman Rhee hingga Park Chung-hee: Kudeta dan Pengasingan
Sejarah presiden Korea Selatan dimulai dengan kisah tragis Syngman Rhee, presiden pertama yang dipaksa mundur dan menghabiskan sisa hidupnya di pengasingan di Hawaii. Di era berikutnya, Park Chung-hee, pemimpin militer yang menjadi diktator, menemui akhir yang tak kalah dramatis: dibunuh oleh kepala mata-matanya sendiri dalam sebuah makan malam.
Yoon Suk Yeol: Akankah Sejarah Terulang?
Kini, di tengah ancaman pemakzulan, Presiden Yoon Suk Yeol berdiri di persimpangan sejarah. Ketika ia mencoba memberlakukan darurat militer singkat, kritik dan penyelidikan membayangi. Masa depan Yoon masih penuh tanda tanya, tetapi satu hal jelas: sejarah Istana Biru adalah cerita tentang betapa beratnya mahkota kekuasaan di Korea Selatan.
Di negeri ini, menjadi presiden bukan hanya soal memimpin, tetapi juga bertahan dari bayang-bayang skandal, kudeta, dan kejatuhan. Di balik gemerlap pencapaian ekonomi, ada narasi penuh luka yang mengiringi setiap langkah pemimpin-pemimpin Korea Selatan. (*)