HERALD.ID, BOGOR — Malam itu, suasana Sentul International Convention Center (SICC) bergemuruh oleh tawa. Di atas podium, Presiden Prabowo Subianto bukan hanya seorang kepala negara, melainkan seorang penghibur ulung yang melontarkan candaan tajam namun menggelitik. Objek candanya: Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.
Prabowo mengawali dengan memutar waktu ke masa awal kabinet Presiden Joko Widodo jilid II, saat ia pertama kali mengenal sosok Bahlil. “Saya tanya, universitasmu di mana?” ujarnya dengan nada penasaran. “Universitas Cendrawasih, Pak,” jawab Bahlil, seperti yang ditirukan Prabowo.
Prabowo mengangkat alis dan menambahkan dengan canda, “Pak, universitas saya enggak ada di Google.” Pernyataan itu disambut gelak tawa para kader beringin yang hadir dalam peringatan HUT ke-60 Partai Golkar.
Tidak berhenti di situ, Prabowo menyinggung kemampuan Bahasa Inggris Bahlil. “Saya sempat heran bagaimana Bahlil yang ditunjuk menjadi Menteri Investasi bisa menghadapi para investor asing,” ungkapnya dengan senyum lebar.
Namun, layaknya komedi dengan twist, Prabowo segera memuji kecerdikan Bahlil. Menurutnya, Bahlil ternyata memiliki jurus jitu yang membuat keterbatasannya menjadi kekuatan. “Dia bilang, ‘Pak, enggak ada masalah. Pejabat Korea juga enggak bisa Bahasa Inggris, pejabat Jepang juga enggak bisa,’” kata Prabowo menirukan nada percaya diri Bahlil.
Prabowo mengakui, di balik penampilannya yang sederhana, Bahlil adalah sosok cerdik yang mampu mengatasi segala rintangan. “Ternyata, boleh juga orang ini,” ujarnya sambil tersenyum puas.
Di tengah sorak-sorai dan tawa yang belum juga reda, pesan moral itu tetap terasa kuat: keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya, selama ada kecerdikan dan tekad untuk mencari solusi. Di panggung malam itu, Prabowo bukan hanya melontarkan candaan, tapi juga pelajaran berharga tentang kepemimpinan dan adaptasi. (*)