HERALD.ID, JAKARTA – Rabu sore yang cerah di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, menyaksikan sebuah pertemuan yang tak hanya simbolis, tetapi juga strategis. Pramono Anung, gubernur terpilih DKI Jakarta, bertemu dengan Ketua DPW PKS Jakarta sekaligus Ketua DPRD Jakarta, Khoirudin. Dalam suasana yang hangat dan penuh semangat, Khoirudin memastikan satu hal: PKS Jakarta tidak akan menjadi oposisi di pemerintahan Pramono Anung-Rano Karno.
Komitmen untuk Jakarta
“Oh tidak, tidak ada oposisi,” ucap Khoirudin dengan nada tegas namun bersahabat. “Kita bersama-sama mengelola Jakarta. Semua yang baik untuk warga Jakarta akan kita putuskan bersama.” Ucapannya bukan sekadar janji politik, tetapi sinyal kolaborasi yang jarang terjadi dalam lanskap politik Ibu Kota yang penuh rivalitas.
Selama satu jam pertemuan itu, keduanya mendiskusikan banyak hal yang menyangkut masa depan Jakarta. Di balik percakapan formal itu, ada rasa saling menghormati yang nyata. Khoirudin mengaku senang bisa berbicara langsung dengan gubernur terpilih. “Saya bahagia sekali pada siang ini bisa bersilaturahmi dan membangun komunikasi dengan Pak Pramono. Insyaallah, semua ini untuk kebaikan warga Jakarta. Kita siap kolaborasi, siap sinergi,” ujarnya dengan penuh harap.
Dominasi PKS di DPRD DKI Jakarta
Dalam Pileg 2024, PKS menjadi partai dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta, meraih 18 kursi. Posisi ini memberikan mereka kekuatan besar dalam pengambilan keputusan legislatif. PDIP dan Gerindra menyusul dengan masing-masing 15 dan 14 kursi, sementara partai-partai lainnya seperti Golkar, NasDem, PAN, dan Demokrat juga mengamankan posisi signifikan.
Namun, bagi Khoirudin, jumlah kursi bukanlah segalanya. Komitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah terpilih menjadi prioritas. “Tidak ada sekat politik di antara kami. Semua yang terbaik untuk Jakarta akan kami dukung sepenuhnya,” tegasnya.
Suara dari Pilkada 2024
Kemenangan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada 2024 dengan 2.183.239 suara atau 50,07 persen menjadi babak baru bagi Jakarta. Pasangan ini berhasil mengungguli dua rival kuat, Ridwan Kamil-Suswono (39,40 persen) dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (10,53 persen).
Di tengah hingar-bingar politik yang kerap berujung pada konflik, pertemuan ini menjadi napas segar bagi warga Jakarta. Ketika ambisi politik disisihkan demi kolaborasi, harapan baru untuk masa depan Ibu Kota tampak lebih dekat dari sebelumnya. Kolaborasi, bukan oposisi—sebuah langkah maju yang jarang terlihat di panggung politik yang sering kali dipenuhi adu kekuasaan. (*)