HERALD.ID, MANDAILING NATAL – Di sebuah desa yang tenang di Mandailing Natal, Sumatera Utara, jauh dari hingar-bingar kota, sebuah kisah gelap terbongkar. Bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi pengkhianatan terhadap nilai-nilai paling mendasar dalam kehidupan rumah tangga. Seorang suami, dengan hati sekeras batu, tega menjual kehormatan istrinya demi keuntungan yang sulit dinalar.

RT (44), seorang istri yang menjadi korban dalam tragedi ini, dipaksa oleh suaminya, ID, untuk membuat dua video porno bersama tiga pria lain. Motif di balik tindakan itu masih menjadi teka-teki yang sedang diurai polisi.

Pemeran Bayaran yang Kini Diburu

Ketiga pria itu berinisial AMN, R, dan ME. Mereka bukan aktor profesional, melainkan sopir-sopir yang terjerat dalam pusaran skema gelap ini. Sejak kasus ini terungkap pada 14 Desember 2024, ketiganya menghilang bak ditelan bumi.

“Yang tiga lainnya sudah kita lakukan pengejaran, cuma belum berhasil,” ungkap Plh Kasi Humas Polres Madina Ipda Bagus Seto dengan nada serius. Pihak kepolisian yakin para pelaku telah melarikan diri dari Kabupaten Madina, meninggalkan jejak samar yang terus dilacak.

Ketika Cinta Berganti Luka

Kisah ini melampaui sekadar berita kriminal. Ini adalah kisah cinta yang berubah menjadi luka dalam. RT, yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari suaminya, malah menjadi korban skenario gelap yang mencoreng harga dirinya di hadapan dunia maya.

Mengejar Keadilan

Dalam dunia yang semakin terhubung oleh teknologi, batas antara kehormatan dan penghinaan menjadi rapuh. Polisi terus bekerja keras memburu para pelaku, berusaha menegakkan keadilan yang telah terhuyung-huyung dalam kasus ini.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa kejahatan tak selalu hadir dalam wujud orang asing—kadang kala, ia datang dari sosok terdekat, orang yang seharusnya menjaga, mencinta, dan melindungi. Martabat bukan barang dagangan, dan keadilan tak pernah boleh berhenti dikejar. (*)