HERALD.ID, SURABAYA – Di tengah upaya besar untuk memperbaiki gizi masyarakat, program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan segera dimulai pada 6 Januari 2025. Program ambisius ini menyasar 3 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, namun hanya untuk golongan-golongan tertentu, seperti anak sekolah, santri pesantren, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, berharap program ini dapat memberi dampak besar tidak hanya dalam perbaikan gizi, tetapi juga dalam perekonomian. Dalam sosialisasi yang digelar di Universitas Negeri Surabaya pada Jumat sore, 20 Desember 2024, Cak Imin menegaskan bahwa tujuan utama dari MBG adalah untuk menumbuhkan pelaku ekonomi baru, terutama di sektor produksi pertanian dan distribusi makanan.

“Kita berharap program ini bisa memiliki dampak ekonomi yang dahsyat, yang akan menciptakan pelaku ekonomi baru, baik dalam sektor pertanian maupun dalam distribusi makanannya,” ujar Cak Imin, dengan semangat yang menular.

Cak Imin juga mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam keberhasilan program ini, yang telah melibatkan berbagai kajian dari para ahli, termasuk riset dan kontribusi dari kementerian-kementerian terkait. “Program ini adalah langkah konkret yang akan menjadi batu lonjakan dalam kemajuan perekonomian kita, dan saya berharap masyarakat dapat mendukungnya dengan penuh semangat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan lebih lanjut tentang pelaksanaan program ini. MBG akan dimulai serentak di seluruh Indonesia pada 6 Januari 2025, dengan target utama adalah kelompok yang rentan, seperti anak-anak sekolah, santri pesantren, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Dadan menyebutkan bahwa tahap pertama, yang berlangsung antara Januari hingga April 2025, akan menyasar 3 juta penerima manfaat. Kemudian, pada tahap berikutnya, target penerima manfaat akan meningkat menjadi 6 juta pada bulan April 2025. Bahkan, pada bulan Agustus 2025, diharapkan jumlah penerima manfaat dapat melonjak menjadi 15 hingga 17 juta orang.

“Untuk sementara, setiap penerima manfaat akan menerima makanan bergizi gratis satu kali sehari, yang memenuhi sepertiga dari kebutuhan kalori anak. Ini adalah langkah awal yang besar untuk memastikan bahwa setiap anak, ibu hamil, dan ibu menyusui mendapat asupan yang layak,” ujar Dadan dengan penuh keyakinan.

Program ini tidak hanya menyasar perbaikan gizi, tetapi juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan melibatkan petani, pengusaha makanan, dan pelaku distribusi, MBG diharapkan dapat menggerakkan perekonomian di berbagai sektor dan menciptakan peluang baru bagi masyarakat. Sebuah program yang bukan hanya mengisi perut, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik. (adi)