HERALD.ID, KAIRO–Pada hari Jumat, pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di kota utara Beit Lahia, membakar sebagian besar bagian dan memaksa pasien dan warga sipil yang mengungsi untuk melarikan diri.

Tindakan itu mendapat kecaman luas. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut penargetan sistematis dan brutal terhadap infrastruktur kesehatan Gaza oleh pasukan pendudukan Israel adalah tindakan memalukan.

Menurut pihak Mesir, rumah sakit tersebut merupakan fasilitas kesehatan utama terakhir yang masih beroperasi di Gaza utara dan menyebut serangan Israel sebagai agresi terang-terangan dan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan konvensi internasional.

“Tindakan tercela ini, yang bertujuan untuk mengevakuasi Gaza utara dan membuatnya tidak layak huni, merupakan bagian dari upaya untuk menggusur paksa warga Palestina dan memaksa mereka meninggalkan tanah mereka,” kata kementerian tersebut dikutip Anadolu.

Kementerian tersebut menyerukan kepada masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pendekatan Israel ini, yang menurut mereka bisa menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan regional dan internasional.

Mesir menekankan kebutuhan mendesak untuk mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini di Gaza sesegera mungkin, menghentikan praktik-praktik brutal ini, dan menyingkirkan hambatan terhadap aliran bantuan kemanusiaan untuk membantu ratusan ribu warga Palestina di Jalur Gaza secara memadai dan berkelanjutan.

Israel telah menewaskan lebih dari 45.500 warga di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan menghancurkan daerah kantong itu menjadi puing-puing.

Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong itu.(ilo)