HERALD.ID – Di bawah langit malam tahun baru yang seharusnya penuh dengan kembang api dan tawa, tragedi mengerikan mengguncang Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. Rudy S. Gani, seorang pengacara senior, tewas tertembak oleh seorang pelaku misterius yang diduga terlatih. Tembakan tunggal, tepat di kepala, menjadi akhir dari hidupnya yang penuh dedikasi untuk menegakkan hukum.
Kronologi Mencekam di Malam Tahun Baru
Pada Selasa malam, 31 Desember 2024, suasana rumah mertua Rudy dipenuhi canda dan tawa keluarga besar. Bersama istrinya, Hj Maryam, Rudy duduk di teras rumah, menikmati makan malam sambil menunggu pergantian tahun. Dalam kehangatan itu, sebuah minibus tiba-tiba berhenti di depan rumah. Lampu depannya tetap menyala, menciptakan bayangan gelap di sekitar mobil.
Maryam sempat melihat sesosok pria turun dari kendaraan. Namun, perhatian mereka teralihkan kembali ke makanan dan percakapan santai. Dalam hitungan detik, suara letusan memecah malam. Maryam berbalik dan mendapati suaminya sudah tersungkur. Darah mengalir dari samping hidungnya.
“Saya pikir pecah pembuluh darah. Tapi saat saya bersihkan darahnya, ada memar di dekat hidung. Saat itu saya sadar ini bukan insiden biasa,” ungkap Maryam.
Tembakan Mematikan dan Pelaku Misterius
Autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Makassar mengonfirmasi bahwa Rudi tewas akibat satu peluru yang menembus kepala, titik yang dikenal sebagai “headshot.”
“Ada satu peluru yang bersarang di kepala korban dan sudah dikeluarkan,” ujar Iptu Rayendra Muhtar, SH, Kasi Humas Polres Bone.
Pelaku yang diduga datang menggunakan minibus melarikan diri dengan cepat setelah melepaskan tembakan. Polisi telah memasang garis pembatas di lokasi kejadian dan mengirimkan tim forensik untuk menganalisis barang bukti, termasuk peluru yang dikeluarkan dari tubuh korban.
Kasus yang Membayangi Rudi
Rudi bukanlah sosok biasa. Sebagai pengacara, ia menangani berbagai kasus besar, termasuk sengketa tanah yang melibatkan terlapor dari wilayah Bone. Pada hari kejadian, Rudi sempat mendampingi kliennya dalam kasus tersebut di Polres Bone.
Istrinya, Maryam, mengaku bahwa Rudi sering menghadapi tekanan dalam pekerjaannya, tetapi ia tetap menjalankan tugasnya dengan sabar. “Dia tidak pernah cekcok, bahkan dengan orang yang tidak suka padanya,” kenang Maryam.
Jejak Duka yang Dalam
Setelah autopsi selesai, jenazah Rudi diantar ke rumah duka di Makassar sebelum dimakamkan di Pangkep, kampung halaman istrinya. Isak tangis keluarga dan rekan-rekan mengiringi perjalanan terakhirnya. Salah satu anaknya yang tinggal di luar negeri bahkan harus bergegas kembali untuk menghadiri pemakaman.
Penyelidikan Mendalam
Polda Sulsel telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Kombes Jamaluddin Farti, Dirkrimum Polda Sulsel, menegaskan bahwa semua sumber daya akan dikerahkan untuk menangkap pelaku. “Tim sudah diterjunkan ke Bone. Kami berkomitmen untuk segera mengungkap kasus ini,” ujarnya.
Polisi berharap peluru yang ditemukan dapat memberikan petunjuk penting untuk mengidentifikasi pelaku dan motif di balik aksi brutal ini.
Tragedi Seorang Pejuang Keadilan
Rudi S. Gani adalah simbol dedikasi dan ketenangan dalam dunia hukum. Malam yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan berubah menjadi malam duka yang mencerminkan betapa rentannya kehidupan seorang pembela keadilan. Kini, misteri siapa dan mengapa pelaku menargetkan Rudi menjadi pertanyaan yang menunggu jawaban dari penyelidikan mendalam.
Di tengah gelapnya tragedi ini, satu hal yang pasti: jejak Rudi sebagai seorang pengacara yang sabar dan berdedikasi akan terus dikenang. (*)