Sementara itu, Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, membenarkan bahwa pihak Propam tengah melakukan pemeriksaan terhadap Kapolsek Cinangka beserta sejumlah anggotanya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengklarifikasi dugaan penolakan laporan yang akhirnya berujung pada tragedi mematikan.

“Benar, Kapolsek dan anggota yang terlibat sedang dalam proses klarifikasi oleh Propam. Kami perlu memastikan apakah prosedur yang dilakukan sudah sesuai atau ada kelalaian yang terjadi,” ujar AKBP Kemas.

Dalam peristiwa nahas itu, Ilyas Abdurahman meregang nyawa di lokasi kejadian setelah ditembak sebanyak dua kali oleh pelaku yang hingga kini masih dalam pengejaran polisi. Peluru pertama melesat sebagai tembakan peringatan, sementara peluru kedua bersarang di tubuh Ilyas, mengakhiri perjuangannya untuk mengambil kembali mobil yang menjadi sumber mata pencaharian keluarganya.

Kejadian ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban. Rizky Agam menyesalkan sikap pihak kepolisian yang tak memberikan bantuan saat mereka sangat membutuhkannya. “Seandainya kami didampingi oleh pihak kepolisian, mungkin situasinya akan berbeda. Mungkin ayah saya masih bersama kami hari ini,” katanya dengan suara bergetar.

Di sisi lain, AKP Asep Iwan Kurniawan kini berada di bawah sorotan tajam publik dan media. Ia, yang sebelumnya dikenal sebagai perwira polisi yang tegas dan berwibawa, kini harus menghadapi ujian berat dalam kariernya. Sorotan tajam dari berbagai pihak membuat kasus ini menjadi perhatian nasional, memicu perbincangan tentang profesionalisme dan integritas aparat penegak hukum di lapangan.

Pihak kepolisian terus mendalami kronologi kejadian, berusaha merangkai potongan puzzle yang masih berserakan. Rekaman CCTV dari lokasi kejadian menjadi salah satu kunci untuk mengungkap pelaku dan motif di balik penembakan ini.

Namun, bagi keluarga Ilyas, keadilan yang mereka dambakan bukan hanya soal menangkap pelaku. Mereka ingin memastikan bahwa peristiwa serupa tak akan terjadi lagi, bahwa setiap warga negara yang meminta perlindungan dari aparat penegak hukum akan mendapatkan hak mereka tanpa harus terbentur birokrasi yang berbelit.

Di ujung perjalanan ini, nama Ilyas Abdurahman mungkin akan selalu dikenang sebagai simbol perjuangan kecil masyarakat yang berharap akan perlindungan dan keadilan. Sementara itu, institusi kepolisian, khususnya Polsek Cinangka, dihadapkan pada tantangan besar untuk memulihkan kepercayaan publik yang telah terkikis oleh tragedi ini. (*)