HERALD.ID, JAKARTA – Rest area di Kilometer 45 Tol Tangerang-Merak, yang biasanya hanya menjadi persinggahan singkat para pengendara, mendadak menjadi saksi bisu sebuah tragedi dini hari itu. Waktu menunjukkan pukul 04.30 WIB, Kamis, 2 Januari 2025. Gelap malam membungkus tempat itu dengan keheningan yang ganjil. Lampu-lampu neon toko serba ada bersinar redup, menciptakan bayangan panjang di trotoar. Di kejauhan, suara mesin kendaraan dan hembusan angin yang membawa aroma aspal basah terasa mendominasi.
Ilyas Abdurrahman, pemilik Makmur Jaya Rental Motor, berdiri tegap meski matanya memantulkan kelelahan yang tak tertahankan. Bersama putranya dan seorang karyawan, ia memutuskan untuk menyelesaikan urusan yang tak bisa menunggu pagi. Sebuah Honda Brio bernomor polisi B 2696 KZO, kendaraan yang disewakan dari usahanya, diduga hendak dibawa kabur oleh penyewa—seorang pria bernama Ajat Supriyanta, yang kini telah diamankan. Namun, di balik satu nama itu, ada sindikat yang lebih besar menunggu dalam bayangan.
Di dalam mobil lain, sebuah Daihatsu Sigra hitam, komplotan pelaku mengatur langkah berikutnya. Ada senjata api di tangan mereka, dingin dan siap berbicara. Hanya butuh satu detik kebingungan, satu langkah salah, untuk menjadikan malam itu berubah menjadi neraka kecil.
Suara letusan senjata memecah udara, mengguncang rest area yang selama ini sunyi. Ilyas jatuh, tubuhnya terkulai dengan darah mengalir hangat ke aspal dingin. Sementara itu, Ramli Abu Bakar, karyawan setianya, berusaha menyelamatkan diri tetapi sebuah peluru menghantam tangannya, menembus hingga ke perutnya. Ia terjatuh, menggeliat dalam kesakitan, sementara darahnya menciptakan jejak di antara bayangan lampu jalan yang suram.
Di tengah kekacauan itu, Ajat Supriyanta berhasil diringkus oleh polisi, wajahnya mencerminkan keterkejutan yang tak mampu disembunyikan. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung di udara. Siapa dalang dari tragedi ini?