Catering dan Pemerintah di Sorotan

Komentar netizen juga mengarah pada penyedia jasa katering yang terlibat dalam program MBG. Ada yang berkelakar dengan menyebut, “Tukang catering dan pemerintah: 😅.” Kritik ini mungkin terdengar jenaka, tetapi membawa pesan serius tentang pentingnya sinergi antara pemerintah dan penyedia jasa makanan untuk memastikan kualitas menu yang layak.

Dino, pemilik akun Twitter yang mengunggah video pertama, ikut meramaikan diskusi dengan candaan ringan. “Aku aja kalau masak ayam sendiri sering aneh rasanya. Jadi aku paham kalau adik-adik ini punya ekspektasi tinggi soal makanan,” tulisnya.

Di tengah gelombang tawa dan kritik, ada harapan besar agar program Makan Bergizi Gratis dapat terus ditingkatkan. Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa evaluasi akan dilakukan secara rutin untuk memastikan program ini berjalan sesuai tujuan. “Kritik dari anak-anak ini justru menjadi masukan yang sangat penting. Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa menikmati makanan bergizi yang juga lezat,” ucapnya.

Meskipun momen ini memicu gelak tawa, di baliknya ada pelajaran besar tentang pentingnya mendengar suara masyarakat — bahkan dari mereka yang paling kecil sekalipun. Sebab, kejujuran polos seorang anak kadang menjadi cerminan jujur dari sebuah kebijakan.

Dan mungkin, di masa depan, jawaban dari anak-anak itu tak lagi terdengar, “Soalnya rasanya aneh,” melainkan, “Enak banget, Bu! Saya mau nambah!”. (*)