HERALD.ID — Sebuah momen sederhana dari sesi wawancara di salah satu sekolah yang menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG), mendadak viral di jagat maya. Seorang siswa dengan polos mengungkapkan pendapatnya soal hidangan yang disajikan.
Sebuah potongan beredar. Tampak seorang jurnalis mewawancarai seorang siswa bernama Krisna, kenapa dia tidak menghabiskan ayamnya. Atas pertanyaan itu, Krisna menjawab polos, “Soalnya rasanya aneh.”
Ucapan itu memicu gelak tawa netizen, sekaligus menjadi bahan diskusi di media sosial tentang kualitas makanan yang disediakan pemerintah.
Potongan video itu pertama kali diunggah seorang warganet dengan akun @Widino, yang menyisipkan komentar simpatik, “Sabar ya dek Krisna 😭😭😭.”
Dalam video tersebut, terlihat Krisna, seorang siswa yang tengah diwawancarai jurnalis, tampak ragu-ragu saat diminta memberikan pendapat soal makanan yang baru saja disantapnya. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya berkata jujur, “Soalnya rasanya aneh.”
Tak berhenti di situ, potongan wawancara lainnya semakin menambah kocak suasana. Ketika ditanya oleh jurnalis bagian mana dari menu yang paling disukainya, seorang siswa lain dengan datar menjawab, “Jeruk.” Jawaban polos itu kontan membuat warganet beramai-ramai membagikan video tersebut dengan komentar jenaka. “Serumah ketawa! 😂😂😂,” tulis salah satu pengguna Twitter.
Namun, di balik canda tawa netizen, muncul diskusi serius mengenai pentingnya menjaga kualitas makanan dalam program pemerintah. Kritik dan saran terus berdatangan, terutama dari orang tua siswa yang berharap makanan yang disajikan tak hanya bergizi, tetapi juga enak dan sesuai selera anak-anak.
Dalam sebuah sesi diskusi di Twitter, pengguna @samoyie berkomentar dengan nada reflektif, “Jujur, kalau anak-anak aja bilang rasanya aneh, pasti ada yang harus dievaluasi. Jangan sampai niat baik jadi sia-sia gara-gara makanannya nggak sesuai selera mereka.”
Catering dan Pemerintah di Sorotan
Komentar netizen juga mengarah pada penyedia jasa katering yang terlibat dalam program MBG. Ada yang berkelakar dengan menyebut, “Tukang catering dan pemerintah: 😅.” Kritik ini mungkin terdengar jenaka, tetapi membawa pesan serius tentang pentingnya sinergi antara pemerintah dan penyedia jasa makanan untuk memastikan kualitas menu yang layak.
Dino, pemilik akun Twitter yang mengunggah video pertama, ikut meramaikan diskusi dengan candaan ringan. “Aku aja kalau masak ayam sendiri sering aneh rasanya. Jadi aku paham kalau adik-adik ini punya ekspektasi tinggi soal makanan,” tulisnya.
Di tengah gelombang tawa dan kritik, ada harapan besar agar program Makan Bergizi Gratis dapat terus ditingkatkan. Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa evaluasi akan dilakukan secara rutin untuk memastikan program ini berjalan sesuai tujuan. “Kritik dari anak-anak ini justru menjadi masukan yang sangat penting. Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa menikmati makanan bergizi yang juga lezat,” ucapnya.
Meskipun momen ini memicu gelak tawa, di baliknya ada pelajaran besar tentang pentingnya mendengar suara masyarakat — bahkan dari mereka yang paling kecil sekalipun. Sebab, kejujuran polos seorang anak kadang menjadi cerminan jujur dari sebuah kebijakan.
Dan mungkin, di masa depan, jawaban dari anak-anak itu tak lagi terdengar, “Soalnya rasanya aneh,” melainkan, “Enak banget, Bu! Saya mau nambah!”. (*)