HERALD.ID, JAKARTA – Pengamat politik, Rocky Gerung, menyoroti kontras tajam antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto di mata dunia internasional.
Dilansir di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Ia membahas dua isu besar, Jokowi yang diolok-olok dunia terkait kasus korupsi, dan Prabowo yang diprediksi menjadi salah satu tokoh berpengaruh pada tahun 2025.
Rocky mengutip prediksi dari The Straits Times, media ternama asal Singapura, yang menyebutkan bahwa Prabowo akan menjadi salah satu tokoh berpengaruh global.
“Prabowo disebut-sebut bersama Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Donald Trump, yang akan dilantik kembali sebagai Presiden AS, sebagai figur yang akan mempengaruhi politik global,” ujar Rocky.
Kontras muncul ketika Jokowi baru saja disebut sebagai salah satu pemimpin terkorup berdasarkan survei internasional.
“Psikologi republik ini seakan terbelah. Jokowi dipermalukan karena dianggap sebagai simbol korupsi, sementara Prabowo dipuji karena visinya di forum global,” tambah Rocky.
Ia juga menyinggung kurangnya peran aktif Jokowi di panggung internasional. “Jokowi jarang hadir dalam sidang Majelis Umum PBB atau forum dunia lainnya. Ini berbeda jauh dengan Prabowo yang gencar mempromosikan Indonesia di level global sejak awal pemerintahannya,” kata Rocky.
Prabowo di Mata Dunia
Menurut Rocky, Prabowo memiliki peluang besar untuk membawa Indonesia masuk dalam percaturan politik global.
“Masuknya Prabowo dalam daftar tokoh berpengaruh versi The Straits Times menunjukkan bahwa Indonesia mulai diakui kembali. Diplomasi Prabowo yang aktif mencari celah di tengah ketegangan geopolitik menjadi nilai tambah,” jelasnya.
Namun, Rocky mengingatkan bahwa tantangan besar menanti Prabowo.
“Prabowo harus membuktikan bahwa dia mampu membawa Indonesia menjadi negara demokratis yang tetap menghormati lingkungan dan memiliki posisi kuat dalam diplomasi global,” ujarnya.
Rocky juga menekankan bahwa keberhasilan Prabowo tidak hanya bergantung pada kebijakan luar negerinya, tetapi juga pada bagaimana ia menangani isu dalam negeri, seperti krisis ekonomi, inflasi, dan konflik sosial.
Rocky menegaskan, pentingnya kabinet Prabowo dalam mewujudkan visi besar tersebut.
“Kabinet Prabowo harus bekerja efektif dan mampu menterjemahkan visi global menjadi kebijakan nyata. Jika tidak, perombakan atau resuffle harus dilakukan sebelum 100 hari pertama pemerintahannya selesai,” katanya.
Ia juga menyebut pentingnya menteri luar negeri yang cakap dalam diplomasi. “Diplomasi internasional membutuhkan ketajaman dan kecermatan.
Menteri luar negeri Prabowo harus mampu membaca situasi global dengan lebih baik, karena itu kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain global yang dihormati,” ujar Rocky.
Rocky menutup dengan optimisme bahwa Prabowo memiliki potensi besar untuk mengangkat nama Indonesia di kancah internasional.
“Era Prabowo adalah kesempatan untuk memperbaiki citra Indonesia yang tercoreng di era Jokowi. Namun, tantangan besar menunggu, dan publik, baik nasional maupun internasional, akan menilai setiap langkah yang diambil oleh pemerintahan baru ini,” pungkasnya. (*)