HERALD.ID – Kementerian Keuangan mengumumkan realisasi penerimaan pajak tahun 2024 mencapai Rp1.932,4 triliun. Meski angka tersebut hanya memenuhi 97,2% dari target APBN 2024 sebesar Rp1.988,9 triliun, realisasi ini tetap lebih tinggi dari outlook Semester I/2024 sebesar Rp1.921,9 triliun atau mencapai 100,5% dari proyeksi tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan pajak pada 2024 tumbuh sebesar 3,5% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp1.867,9 triliun.
“Meskipun harga komoditas dan tekanan ekonomi bertubi-tubi, penerimaan pajak masih mampu tumbuh 3,5%. Ini adalah sesuatu yang kita syukuri, dan kita akan terus menjaga kinerjanya, APBN Kita,” ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, yang dikutip pada Selasa 7 Januari 2025.
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu merinci perkembangan penerimaan pajak secara kuartalan pada tahun 2024. Data menunjukkan pemulihan yang signifikan pada paruh kedua tahun tersebut:
- Kuartal I/2024: Realisasi Rp393,9 triliun, turun 8,8% dari Kuartal I/2023 yang sebesar Rp431,9 triliun.
- Kuartal II/2024: Realisasi Rp499,9 triliun, turun 7,2% dari Kuartal II/2023 yang sebesar Rp538,4 triliun.
- Kuartal III/2024: Realisasi Rp461 triliun, tumbuh 10,4% dibandingkan Kuartal III/2023 yang sebesar Rp417,5 triliun.
- Kuartal IV/2024: Realisasi Rp577,6 triliun, tumbuh signifikan 20,3% dibandingkan Kuartal IV/2023 yang sebesar Rp480,1 triliun.
“Pada paruh kedua 2024, penerimaan pajak mulai menunjukkan perbaikan signifikan setelah mengalami tekanan di dua kuartal awal. Perbaikan ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan moderasi harga komoditas, khususnya di sektor pertambangan dan crude palm oil (CPO),” ungkap Anggito.
Meskipun penerimaan pajak tidak memenuhi target APBN, pertumbuhan positif sebesar 3,5% menunjukkan bahwa perekonomian nasional tetap tangguh di tengah tekanan global. Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga momentum pertumbuhan penerimaan pajak untuk mendukung kebutuhan pembangunan negara.
“Tekanan dari harga komoditas yang cenderung moderat dan kondisi ekonomi global yang fluktuatif telah memberikan tantangan besar, tetapi kami bersyukur mampu menjaga pertumbuhan yang positif,” tambahnya.
Kinerja penerimaan pajak pada 2024 menjadi cerminan adaptasi kebijakan fiskal yang lebih responsif terhadap dinamika ekonomi global, sekaligus menjadi acuan untuk perbaikan di tahun mendatang. (ren/ss)
Penulis: Reni Juliani