HERALD.ID – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang saat ini menjadi perhatian di Tiongkok sebenarnya bukan virus baru. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, HMPV pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001.

Meski demikian, beberapa masyarakat sempat salah kaprah mengaitkannya dengan Covid-19 karena keduanya menyerang saluran pernapasan.

“Ada perbedaan penting yang harus dipahami. Covid-19 menjadi penyebab pandemi karena merupakan varian baru dari virus Corona. Sedangkan HMPV, yang saat ini merebak di Tiongkok, adalah virus lama yang telah diketahui keberadaannya sejak 2001,” ujar Budi Gunadi, dikutip pada Rabu, 8 Januari 2025.

Budi juga menekankan bahwa HMPV berbeda dengan Covid-19 dalam beberapa aspek kunci. Covid-19 adalah virus baru yang muncul beberapa tahun lalu dan memicu pandemi global pada 2020.

Sementara itu, HMPV telah lama ada dan menyerupai virus flu biasa. Sistem imunitas manusia telah mengenali HMPV sehingga tubuh umumnya dapat meresponsnya dengan baik.

Isu mengenai peningkatan kasus HMPV di Tiongkok pada tahun 2024 sempat mengemuka, namun telah dibantah oleh Pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Virus yang merebak di Tiongkok bukan HMPV, melainkan H1N1 atau virus influenza biasa. Secara prevalensi di Tiongkok, HMPV menempati urutan ketiga,” jelas Budi Gunadi.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan, HMPV adalah virus RNA dari keluarga Pneumoviridae yang menyerang saluran pernapasan. Gejalanya mirip dengan flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, infeksi ini dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.

Meskipun HMPV umumnya tidak berbahaya bagi orang dewasa, virus ini berisiko lebih tinggi bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk penderita diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung kronis.

Untuk mencegah penularan HMPV, Kementerian Kesehatan merekomendasikan beberapa langkah sederhana namun efektif, seperti:

Menggunakan masker saat sakit atau berada di tempat ramai.

Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.

Menjaga jarak dari orang yang sedang sakit.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Sukamto Koesnoe, menekankan pentingnya langkah-langkah ini untuk meminimalkan risiko penularan.

Menanggapi pertanyaan tentang keberadaan HMPV di Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa virus ini telah lama ada di Tanah Air.

Kendati demikian, Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan, terutama dalam menghadapi berbagai virus yang menyerang saluran pernapasan. (ren)