HERALD.ID, JAKARTA — Indonesia dinilai tengah berada di ujung tanduk oleh Tifauzia Tyassuma, seorang praktisi Nutritional Neuroscience yang akrab disapa Dokter Tifa.

Dalam sebuah unggahan di akun X-nya pada Kamis (9/1/2025), ia menyampaikan bahwa prediksi Prabowo Subianto pada 2018 tentang potensi bubarnya Indonesia di tahun 2030 tidak lagi relevan.

Menurutnya, kondisi negara sudah menunjukkan tanda-tanda kehancuran jauh sebelum batas waktu tersebut.

“Rupanya tidak harus menunggu sampai 2030 untuk negara ini bubar, seperti yang sering disampaikan Pak @prabowo di tahun 2018,” tulis Tifa.

Dokter Tifa mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi Indonesia saat ini. Ia menilai berbagai sektor telah berada dalam keadaan yang memprihatinkan, bahkan di ambang kehancuran.

“Kondisi negara ini sudah berat sekali. Sudah hancur dari segala sektor,” ungkapnya.

Kekhawatiran Tifa semakin bertambah ketika menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, program ini tidak cukup realistis untuk memperbaiki status gizi dan kecerdasan anak-anak Indonesia dengan biaya yang dinilai terlalu rendah, yaitu Rp 10.000 untuk dua kali dalam seminggu.

Pernyataan Prabowo Subianto mengenai potensi bubarnya Indonesia pada 2030 pertama kali mencuat pada 2018.

Saat itu, Prabowo mengutip buku Ghost Fleet dan menyampaikan analisisnya dalam sebuah video yang diunggah di akun Facebook Gerindra.

“Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030,” ujar Prabowo dalam video tersebut. (*)