HERALD.ID, JAKARTA – Jakarta sedang menyongsong babak baru. Gubernur terpilih Pramono Anung, bersama wakilnya Rano Karno, telah menetapkan 14 nama yang akan mengisi Tim Transisi. Tim ini bertugas mempersiapkan segala hal hingga saat pelantikan resmi. Dalam pengumuman di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Kamis, 9 Januari 2025, Pramono mempertegas visi kerjanya: memulai dengan kesiapan yang matang.

“Tim ini sifatnya menyiapkan, bukan memutuskan. Kita ingin transisi ini berjalan mulus sehingga begitu saya dan Bang Doel dilantik, kita bisa langsung bekerja,” ujar Pramono.

Di bawah kepemimpinan Ima Mahdiah, yang juga Wakil Ketua DPRD Jakarta, tim ini terdiri dari empat kelompok utama: Tim Inti, Tim Bidang Teknis, Tim Bidang Kebijakan, dan Tim Pendukung. Nama-nama tersebut, kata Pramono, merupakan gabungan dari mereka yang telah mendukung kampanye dan para profesional dengan pengalaman di bidang masing-masing.

Tim Inti: Nakhoda dan Koordinasi
Memimpin sebagai Ketua Tim, Ima Mahdiah membawa pengalamannya sebagai politisi muda yang energik. Ia didampingi oleh Emir Kresna sebagai Koordinator Operasional, Chiko Hakim sebagai Koordinator Komunikasi, serta Beno Mohamad Ibnu yang bertindak sebagai sekretaris. Keempatnya menjadi motor penggerak tim transisi untuk memastikan setiap langkah berjalan sesuai rencana.

Tim Bidang Teknis: Membangun Fondasi
Di bidang teknis, tugas-tugas dibagi berdasarkan keahlian spesifik. M. Syafrudin bertanggung jawab atas Sumber Daya Manusia, Mangatta Toding Allo di Perencanaan, Yustinus Prastowo mengawasi Keuangan, John Oddius menangani Infrastruktur, dan Yunarto Wijaya memimpin di Teknologi Informasi. Kombinasi ini diharapkan dapat merumuskan fondasi kuat untuk program-program strategis.

Tim Bidang Kebijakan: Menuju Jakarta yang Berdaya Saing
Lima nama lain akan bekerja merancang kebijakan-kebijakan strategis. Nirwono Joga menangani Kebijakan Publik, Agus Haryadi mengawal Kebijakan Ekonomi, Dedi Wijaya di Sosial & Budaya, Prof. Firdaus Ali memimpin di Lingkungan Hidup, dan Charles Honoris mengawasi Kebijakan Kesehatan. Fokus mereka adalah memastikan kebijakan yang dirumuskan berbasis kebutuhan nyata warga Jakarta.

Tim Pendukung: Mendukung di Balik Layar
Untuk memperkuat kerja tim, Desa Pridini ditunjuk sebagai Wakil Sekretaris, sementara Mandira Bienna Elmir menjadi Asisten Data & Komunikasi. Mereka adalah roda penggerak yang memastikan setiap keputusan berjalan dengan baik.

Pramono menjelaskan, pembentukan tim ini melalui proses diskusi dan seleksi yang ketat. “Ada beberapa nama yang saya ajak diskusi langsung, untuk memastikan kemampuan mereka,” katanya.

Namun, tantangan di depan mata tidaklah kecil. Dengan program-program prioritas seperti transportasi, tata kelola lingkungan, dan peningkatan kesehatan masyarakat, transisi ini menjadi momen krusial. Ima Mahdiah, sebagai Ketua Tim, memikul tanggung jawab besar untuk mengkoordinasikan kerja tim agar selaras dengan visi Pramono-Rano.

Keberadaan tim transisi ini tidak hanya penting untuk memastikan kelancaran peralihan pemerintahan, tetapi juga menjadi simbol awal komitmen Pramono-Rano untuk bekerja secara inklusif dan transparan. Dalam setiap nama yang disebutkan, tersimpan harapan besar warga Jakarta untuk melihat ibu kota yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih berdaya saing.

“Kita ingin Jakarta langsung bergerak saat pelantikan tiba,” tegas Pramono. Sebuah optimisme yang diharapkan menjadi nyata, membawa Jakarta ke babak baru penuh perubahan positif. (*)