HERALD.ID, BOGOTA–Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa seorang pejabat senior FBI termasuk di antara dua warga Amerika yang ditangkap karena merencanakan tindakan “teroris”. Warga negara AS lainnya adalah seorang perwira militer.

Maduro pada hari Selasa mengumumkan penangkapan tujuh tentara bayaran asing – dua dari Amerika Serikat, dua dari Kolombia, dan tiga dari Ukraina – yang diduga terlibat dalam rencana untuk melakukan tindakan teroris terhadap Venezuela.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu waktu setempat, Maduro menyalahkan pemerintahan Joe Biden karena mengatur tindakan ini.

​​​​​​​Ia mengatakan pemerintahnya sedang membongkar agresi tentara bayaran asing yang didanai oleh pemerintah AS yang akan lengser. “Operasi sedang berlangsung. Kita harus tetap waspada dan siap,” katanya dikutip AA.

Ia menambahkan bahwa penangkapan lebih lanjut telah dilakukan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pengumuman Maduro menyusul pernyataan Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello pada hari Senin bahwa otoritas Venezuela telah menangkap total 125 tentara bayaran asing dari 25 negara dalam dua bulan terakhir yang telah memasuki negara itu dengan maksud melakukan tindakan terorisme terhadap rakyat Venezuela.

Maduro sedang mempersiapkan diri untuk dilantik untuk masa jabatan ketiga berturut-turut selama enam tahun pada hari Jumat, meskipun ada tuduhan kecurangan dalam pemilihan umum bulan Juli.

Oposisi, yang mengklaim bahwa Edmundo Gonzalez Urrutia memenangkan pemilihan presiden, telah menyerukan protes yang akan diadakan pada hari Kamis.

Gonzalez Urrutia telah memulai lawatan regional, mengunjungi Argentina, Uruguay, AS, Panama, dan Republik Dominika untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara yang telah mengakui klaimnya atas jabatan presiden.

Penangkapan terbaru di Venezuela terjadi tak lama setelah Presiden AS Joe Biden bertemu dengan pemimpin oposisi. (ilo)