HERALD.ID, JAKARTA — Pasar saham Indonesia menunjukkan performa impresif pada Jumat (10/1/2025), seiring kembalinya dana asing yang mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hingga pukul 11.30 WIB, IHSG berhasil naik 0,56% ke level 7.104,29, menembus kembali zona psikologis 7.100 setelah empat hari bertahan di angka 7.000.
Dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,6 triliun dan volume transaksi sebesar 8,5 miliar lembar saham, aktivitas perdagangan terlihat cukup aktif. Sebanyak 273 saham mengalami penguatan, sementara 242 melemah, dan 269 lainnya stagnan.
Penguatan ini didorong oleh sektor bahan baku dan energi yang masing-masing naik 2,02% dan 1,48%. Dari sisi emiten, PT Telkom Indonesia (TLKM) menjadi kontributor terbesar bagi IHSG dengan kontribusi 5,8 poin, diikuti oleh PT Barito Renewables Energy (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific (TPIA).
Di luar pasar saham, kabar baik datang dari sektor properti. Investor Qatar, Qilaa International Group, resmi menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk membangun satu juta rumah terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Nota kesepahaman telah ditandatangani pada Rabu lalu, dengan prioritas pembangunan di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Investasi ini menjadi bagian dari program tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Sebelumnya, Uni Emirat Arab juga mengumumkan kerja sama serupa pada Desember 2024.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan dari Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA).
Meski IHSG menguat, pasar tetap memantau perkembangan dari Amerika Serikat (AS) dan China. Pekan ini, sejumlah data penting seperti Non-Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran AS menjadi sorotan.
NFP, yang mencerminkan kondisi tenaga kerja AS, memiliki dampak signifikan terhadap kebijakan moneter The Fed, yang pada gilirannya memengaruhi pasar global.
Data NFP November mencatat pertumbuhan sebesar 227.000 pekerjaan, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, untuk Desember, pasar memperkirakan peningkatan lebih moderat di angka 160.000, dengan tingkat pengangguran stabil di 4,2%.
Dengan arus dana asing yang mulai kembali dan sentimen global yang masih dinamis, pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap potensi volatilitas jangka pendek. (*)