HERALD.ID, JAKARTA — Pasar saham Indonesia diprediksi akan melaju kencang di tahun 2025. Anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, BNI Sekuritas, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menyentuh level 8.200.
Optimisme ini lahir dari valuasi pasar saham yang dianggap sangat menarik, bahkan lebih kompetitif dibandingkan negara-negara di kawasan Asia.
“Valuasi pasar Indonesia, baik berdasarkan rasio P/E maupun PBV, sangat menarik jika dibandingkan dengan negara-negara sejenis. Sebagian besar sektor, termasuk telekomunikasi, barang konsumen, dan keuangan, berada di bawah rata-rata historis. Pertumbuhan tahun ini diperkirakan akan didorong oleh sektor barang konsumen, kesehatan, dan keuangan,” ujar SEVP Research BNI Sekuritas, Erwan Teguh, dalam keterangan resmi yang diterima Sabtu (11/1/2025).
Lebih lanjut, Erwan menyebut bahwa IHSG memiliki peluang kenaikan hingga 24 persen, dengan skenario terbaik menyentuh level 8.950, sedangkan skenario terburuk tetap berada di sekitar 7.200.
Selain proyeksi IHSG, BNI Sekuritas juga melihat bahwa perekonomian Indonesia pada tahun ini akan tetap stabil. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang fokus pada stabilitas ekonomi, investasi, konsumsi domestik, dan program sosial.
“Tantangan utama Indonesia adalah fluktuasi harga komoditas serta pertumbuhan ekonomi yang melambat dari mitra dagang terbesar seperti China. Namun, pasar konsumen Indonesia tetap menjanjikan jika langkah stimulus fiskal dapat dioptimalkan,” kata Erwan.
Dalam lingkup regional, Indonesia diprediksi tampil lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Ketahanan ekonomi yang mengandalkan konsumsi domestik menjadi salah satu kunci utama.
“Indonesia, dengan pemerintahan baru yang didukung oleh koalisi besar di parlemen, memiliki peluang untuk mempercepat reformasi dan memberikan arah kebijakan yang lebih jelas,” ujar Erwan.
Meskipun demikian, tantangan eksternal seperti ketegangan geopolitik di Asia-Pasifik, konflik global, dan potensi kebijakan kontroversial dari negara besar tetap menjadi perhatian. Meski begitu, Indonesia dinilai mampu memanfaatkan peluang untuk terus melaju di tengah dinamika global. (*)