HERALD.ID, JAKARTA – Matahari siang memancar terik di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Di tengah suasana hiruk-pikuk ibukota, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, melangkah dengan tenang. Sosok Ketua Umum PKB itu berhenti sejenak untuk memberikan pernyataan yang tajam namun bersahaja kepada para wartawan yang menunggunya.

“Arogansi itu tidak ada tempatnya dalam pelayanan publik,” katanya, menanggapi video viral yang menunjukkan perilaku arogan petugas patwal yang mengawal mobil berpelat RI 36. Wajahnya serius, namun nada bicaranya tetap tenang, mencerminkan kepribadiannya yang sederhana. “Kalau tidak sangat mendesak, sebaiknya kita gunakan pengawalan dengan bijak. Kita ini pejabat, tapi bukan berarti harus selalu diistimewakan.”

Sindiran halusnya mengarah pada Raffi Ahmad, utusan khusus Presiden, sang pemilik mobil dinas RI 36, yang mengaku sedang tidak berada di dalam mobil saat kejadian. Video yang merekam momen seorang petugas patwal menunjuk-nunjuk sopir taksi itu telah memantik berbagai komentar, termasuk dari Cak Imin.

“Kalau enggak butuh, ya biasa-biasa saja,” lanjutnya, sambil melempar senyum tipis yang penuh arti. Pesan itu mengingatkan, bahwa seorang pejabat negara seharusnya memberi teladan, bukan justru menunjukkan sikap yang menimbulkan kecanggungan di tengah masyarakat.

Sementara itu, di tempat lain, Raffi Ahmad berusaha memberikan klarifikasi. “Mobil itu memang kendaraan dinas yang saya gunakan, tapi saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalamnya,” ucapnya dengan nada yang berusaha tenang, meski sorotan publik sudah terlanjur mengarah padanya. Raffi menjelaskan, mobil tersebut sedang menjemputnya untuk menghadiri agenda rapat selanjutnya.

Namun, penjelasan itu tak cukup memadamkan bara kritik. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bergerak cepat. Brigadir DK, petugas patwal yang terlibat dalam insiden itu, langsung dipanggil dan diberi teguran. “Kita sudah klarifikasi. Anggota diberi sanksi untuk lebih humanis ke depannya,” ujar Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, dengan nada tegas.

Di tengah polemik ini, Cak Imin mengingatkan kembali nilai-nilai kesederhanaan. “Pejabat bukan berarti harus diistimewakan dalam segala hal. Justru dengan sikap rendah hati, kita bisa mendekatkan diri kepada rakyat,” tutupnya, seolah menjadi refleksi bagi semua pihak. Langit siang yang panas menjadi saksi pernyataan yang menusuk namun bermakna, membawa pesan bahwa kesederhanaan dan tanggung jawab adalah dua sisi yang seharusnya melekat pada setiap pemimpin. (*)