Vaksinasi PMK dan Edukasi Masyarakat

Terkait upaya pemberian vaksin PMK, Joko menyebut pihaknya masih menunggu alokasi vaksin dari pemerintah pusat. Hingga saat ini, Bantul baru menerima 274 dosis vaksin dari Asosiasi Peternak Sapi Potong. Pemerintah pusat direncanakan akan mengirimkan 30.000 dosis vaksin pada akhir bulan.

“Kami masih menunggu alokasi vaksin dari pusat. Sementara ini, kami sudah menerima bantuan 274 dosis vaksin dan akan ada tambahan 30.000 dosis akhir bulan ini,” ujar Joko.

Sementara itu, Joko memastikan bahwa kambing dan domba tidak terjangkit PMK. Penutupan pasar hewan hanya berlaku untuk sapi.

“Kambing dan domba masih aman. Jadi penutupan pasar hanya berlaku untuk ternak sapi,” katanya.

DKPP Bantul juga aktif melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, petani, dan pedagang untuk mengurangi kepanikan akibat wabah PMK.

“Kami terus melakukan KIE dan pengobatan kepada hewan yang terjangkit. Kami juga sudah membuat Surat Edaran kepada Panewu dan Lurah agar masyarakat tidak panik menghadapi wabah PMK ini,” tambahnya.

Harga Sapi Turun Drastis

Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi, mengatakan bahwa wabah PMK memengaruhi harga sapi di pasar. Biasanya, harga sapi ukuran besar mencapai Rp27 juta hingga Rp30 juta per ekor. Namun, saat ini jumlah sapi yang diperjualbelikan turun drastis.

“Pada hari-hari biasa, sekitar 400-500 sapi masuk ke pasar, belum termasuk kambing. Harga sapi besar biasanya Rp27 juta hingga Rp30 juta, tergantung jenis dan ukurannya. Tapi sekarang, jumlah sapi yang masuk sangat sedikit,” ujar Turadi.

Terkait rencana impor sapi oleh pemerintah pusat, Joko memastikan bahwa hal itu bukan disebabkan oleh wabah PMK. Namun, ia berharap Kabupaten Bantul mendapatkan bantuan sapi impor mengingat daerah ini merupakan penyuplai daging terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Impor sapi bukan karena PMK. Tapi kami berharap Bantul mendapat bantuan, mengingat kabupaten ini menyuplai sekitar 70 persen kebutuhan daging di DIY,” jelas Joko. (liv/ss)

Penulis: Olivia Rianjani