HERALD.ID, JAKARTA — Pasar saham Indonesia mengalami gejolak besar pada perdagangan hari Selasa (14/1/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan dengan penurunan sebesar 60,21 poin atau 0,86%, mengakhiri sesi di level 6.956,6.
Meskipun demikian, beberapa saham justru mencuri perhatian karena kenaikan luar biasa hingga menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA), dengan PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) menjadi pemimpin dalam daftar tersebut.
Berdasarkan data RTI, perdagangan hari ini mencatatkan 294 saham menguat, sementara 298 saham mengalami pelemahan, dan 210 saham lainnya stagnan. Nilai total transaksi mencapai Rp 9,96 triliun dengan volume perdagangan sebesar 16,36 miliar saham yang diperdagangkan dalam 1.328.182 transaksi.
Sektor-sektor saham menunjukkan performa yang beragam. Pelemahan paling signifikan terjadi di sektor keuangan yang turun 1,4%, diikuti oleh sektor kesehatan yang melemah 1,1%, sektor barang konsumsi primer turun 0,6%, serta sektor perindustrian dan infrastruktur yang masing-masing terkoreksi 0,3%.
Namun, beberapa sektor berhasil mencatatkan penguatan, seperti sektor barang baku yang naik 1,4%, sektor teknologi menguat 1,2%, sektor energi meningkat 1%, sektor barang konsumsi non-primer naik 0,5%, dan sektor transportasi mencatatkan kenaikan 0,4%.
Di tengah melemahnya IHSG, beberapa indeks saham Asia bergerak bervariasi. Shanghai Composite (China) mencatatkan lonjakan 2,5% dan Hang Seng (Hong Kong) naik 1,8%. Sebaliknya, Nikkei (Jepang) terpuruk 1,8%, sementara Straits Times (Singapura) terkoreksi tipis 0,1%.
Empat saham yang berhasil menembus batas ARA dan masuk dalam daftar top gainers adalah PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) dengan lonjakan 34,5% ke level Rp 74, diikuti oleh PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang melejit 24,8% ke level Rp 3.470, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) dengan kenaikan 24,7% ke level Rp 2.370, dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) yang naik 24,4% ke level Rp 590.
Menurut analisis Pilarmas Investindo Sekuritas, pelemahan IHSG disebabkan oleh tingginya volatilitas pasar keuangan dan keluarnya modal asing (capital outflow) yang memberikan tekanan pada aset-aset berisiko.
Faktor lain yang membayangi pasar adalah ketidakpastian global akibat ancaman inflasi yang masih belum terkendali, ketegangan geopolitik, serta antisipasi menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada 20 Januari 2025.
Data menunjukkan bahwa aksi jual oleh investor asing turut menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Berdasarkan catatan kemarin, net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 407,78 miliar, menambah tekanan pada indeks.
Dengan dinamika ini, pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap berbagai sentimen global dan domestik yang memengaruhi pergerakan IHSG ke depan. (*)