HERALD.ID, JAKARTA – Malam sunyi Jakarta mendadak pecah oleh keriuhan dunia maya. Satu cuitan dari akun @BosPurwa menjelma bola salju, menggulung keriuhan, mengungkap janji-janji yang terdengar seperti dongeng: tiga juta rumah gratis.

Adian Napitupulu, politisi yang terkenal dengan sikap vokalnya, menertawakan janji itu dalam diskusi yang mengalir seperti gelombang debat sengit. Dia face to face dengan Wakil Menteri Perumahan, Fahri Hamzah. Juga ada nama Bonny Z. Minang, seorang anggota Satgas Perumahan.

Adian menyoroti program 3 juta rumah gratis. Dia mencecar, apakah 2 juta rumah di desa dan 1 juta di kota semua gratis. Fahri mengatakan semua gratis. Adian kembai mengejar, “yakin, bener gak Pak Fahri?” Fahri kemudian menjawab, “Belum jadi keputusan, ya nanti kita liat lah..”.

Bonny turut menjadi sasaran tawa. “Siapa pula mahluk yang namanya Bonny Z. Minang?” tulis seseorang dengan nada sarkastik, seakan menaburkan garam ke luka yang sudah menganga.

Di luar layar, janji rumah gratis tiga juta unit itu menggema seperti kidung utopis. Ia terucap tanpa perhitungan yang jelas, menyerupai mantra yang dilemparkan tanpa peta. Apakah itu ambisi besar, atau hanya cerminan kegagapan seorang pemimpin?

Dunia Maya yang Menghakimi
Berbagai akun Twitter, dari yang anonim hingga tokoh dengan nama besar, menyampaikan kritik dengan gaya yang beragam—ada yang tajam seperti belati, ada pula yang jenaka hingga mengguncang perut.

“Halusinasi satgas yang terlalu percaya lampu Aladin,” tulis akun @aro_6ansi, mengibaratkan janji itu sebagai dongeng tanpa realita. Sementara akun @Mobiflux menambahkan, “Omon-omon lagi ujungnya karena gak ada duitnya wkwkwk.”

Di tengah sorakan dan tawa, beberapa komentar menyelipkan keprihatinan. Mereka mempertanyakan eksekusi program semacam ini, mengingat proyek-proyek sebelumnya seringkali mangkrak di tengah jalan. “Niatnya sih baik, cuma pada males mikir: uangnya dari mana? Pola eksekusinya bagaimana?” tulis @atmoedh, seolah mewakili suara mereka yang lelah dengan janji kosong.

Janji yang Gagal Berdiri
Narasi ini, di luar dunia maya, adalah cermin keresahan publik. Program rumah gratis, yang sekilas tampak mulia, kini berubah menjadi bahan olok-olok. Bonny Z. Minang, yang disebut-sebut sebagai anggota Satgas Perumahan, menjadi personifikasi dari ketidakjelasan. “Pengusaha otomotif, pembuat tank, bicara tentang perumahan. Dan tak satu pun bidang itu yang dikuasainya,” kritik akun @whitedodo.

Pak Prabowo, sebagai pemimpin yang menaungi janji ini, ikut menjadi sorotan. Dalam benak masyarakat, pertanyaan besar menggantung: apakah ia tidak malu memiliki tim yang menjadi bahan tawa publik?

Antara Angan dan Realita
Di ujung malam yang kian larut, satu cuitan menggema lebih pelan, namun penuh makna. “Makan gratis, rumah gratis, transportasi gratis, tapi perhitungan nol,” tulis akun anonim. Kalimat itu seakan merangkum semuanya: janji ini adalah tumpukan angan yang indah, namun tanpa fondasi.

Esok pagi, matahari mungkin akan terbit, membawa hari baru. Namun, bagi mereka yang mendengar janji-janji ini, sinarnya hanya akan menyinari bayang-bayang keraguan. Janji langit tinggal janji, dan satgas perumahan tak lebih dari omon-omon di atas panggung tanpa naskah yang jelas. (*)