HERALD.ID, WASHINGTON–Saat Israel dan Hamas mendekati kesepakatan gencatan senjata, terungkap informasi mengejutkan.
Presiden terpilih Donald Trump diduga berjanji kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa ia dapat melanggar kesepakatan itu di kemudian hari.
Hal ini dilaporkan Ynet News, sebuah surat kabar Israel.
Trump diduga membuat perjanjian bersyarat dengan Netanyahu dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer yang menyatakan jika Israel menyetujui gencatan senjata dan menarik Pasukan Pertahanan Israel dari Jalur Gaza, ia nantinya akan mendukung Israel untuk melanggar gencatan senjata.
Selain itu, Ynet News melaporkan bahwa Trump memberi tahu Netanyahu bahwa ia akan membatalkan sanksi Pemerintahan Biden terhadap para pemukim dan elemen sayap kanan .
Pada bulan November 2024, Biden menambahkan sanksi terhadap kelompok dan individu yang terlibat dalam permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Saat itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan Biden dan Antony Blinken “telah berulang kali menekankan kepada mitra mereka di Israel bahwa Israel harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil di Tepi Barat dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atasnya.
“Namun, seperti yang telah kami tegaskan, jika pemerintah Israel tidak melakukan tindakan seperti itu, kami akan terus mengambil langkah-langkah kami sendiri untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas ekstremisme kekerasan,” kata Miller kepada wartawan, menurut Al Jazeera.
Trump juga berencana untuk berperang dengan Pengadilan Kriminal Internasional karena mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Ynet News melaporkan.
Trump sudah berkali-kali meminta gencatan senjata sebelum ia dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang. (ilo)