HERALD.ID, JAKARTA – Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid untuk melantik Rudi Sutanto, yang dikenal juga sebagai Rudi Valinka, menjadi staf khusus, menuai kritik tajam dari berbagai pihak.

Polemik ini bermula saat Meutya mengaku tidak mengetahui latar belakang Rudi sebagai buzzer Jokowi.

Pernyataan ini mengundang respons keras dari mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.

Melalui akun X miliknya, Said Didu menyindir alasan Meutya yang dinilai tidak masuk akal. “Ibu Menteri @meutya_hafid yth, alasannya kurang masuk akal. Pengangkatan eselon I itu melalui berbagai tahapan seleksi. Janganlah kami semua dianggap bodoh,” tegasnya, Selasa (14/1/2025).

Lebih lanjut, Said Didu menyebut bahwa fenomena penempatan loyalis hingga ke jabatan eselon bawah mencerminkan pola yang ia samakan dengan wacana “tiga periode”.

“Kirain Jokowi hanya menempatkan orangnya di jabatan Menteri dan wakil Menteri – ternyata sampai ke Eselon bawah. Tidak ada bedanya dengan 3 Periode,” tambahnya.

Senada dengan itu, pegiat media sosial Jhon Sitorus juga menyoroti kebijakan tersebut. Ia mempertanyakan bagaimana seorang menteri tidak mengetahui latar belakang pejabat yang dilantik.

“Apakah Rudi Sutanto ini orang titipan? Titipan siapa? Mengapa seorang Menteri tidak tahu latar belakang pejabatnya sendiri? Mau dibawa ke mana negara ini jika pejabatnya diangkat tanpa tes kelayakan?” ungkap Jhon.

Sebelumnya, Meutya Hafid bersikukuh bahwa ia tidak ingin berspekulasi mengenai siapa Rudi Sutanto.

“Rudi Sutanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto. Jadi saya tidak mau berspekulasi mengenai siapa Rudi Sutanto,” ujarnya. (*)