HERALD.ID, JAKARTA – Di tengah gelombang informasi yang datang silih berganti, dunia kosmetik semakin tergerus oleh tren yang tak terhindarkan: ulasan dan rekomendasi dari influencer. Sebuah fenomena yang seolah menjadi pedang bermata dua—mendapatkan manfaat besar, namun juga menyimpan potensi kebingungannya. Dari balik sorotan media sosial yang cemerlang, tersingkaplah sisi lain dari industri ini yang perlu dikendalikan. Di sinilah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil peran sebagai pengawal utama, dengan kepemimpinan yang teguh dari Taruna Ikrar, Kepala BPOM yang kini berdiri kokoh di garda depan pengawasan kosmetik.
Pada Jumat, 17 Januari 2025, di Aula BPOM, Jakarta, berlangsunglah dialog interaktif bertajuk “Kosmetik Aman dan Berdaya Saing”, yang mempertemukan BPOM dengan influencer dan content creator dari dunia kosmetik. Dialog ini bukan sekadar ajang pertemuan, tetapi sebuah momen penting dalam upaya edukasi masyarakat tentang keamanan kosmetik dan pentingnya daya saing produk lokal. Dalam kesempatan tersebut, Taruna Ikrar tak hanya memberikan arahan, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga integritas informasi terkait kosmetik yang beredar.
“BPOM senantiasa mencermati perkembangan review di media sosial, menyadari peran besar influencer dalam edukasi masyarakat. Namun, kita harus menjaga agar informasi yang disampaikan tidak menyesatkan,” ujar Taruna Ikrar dengan tegas, saat membuka dialog yang juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan.
Dia menegaskan, kewenangan untuk memberikan persetujuan atau klaim “approved” terhadap produk kosmetik, termasuk skincare, sepenuhnya berada di tangan BPOM, sebagai lembaga yang berwenang. Mengingat banyaknya ulasan kosmetik yang tak sesuai dengan ketentuan hukum, BPOM berkomitmen untuk menindak tegas pihak-pihak yang melanggar, khususnya yang melakukan uji laboratorium secara ilegal.
“Influencer, mari kita berkolaborasi dalam menyebarkan informasi yang tepat. Kami tidak akan membiarkan klaim yang menyesatkan beredar di masyarakat,” tambah Taruna, menggambarkan betapa pentingnya kolaborasi yang sehat antara pihak pemerintah dan media sosial dalam membangun kepercayaan publik terhadap produk lokal.
Taruna Ikrar juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi produk kosmetik lokal, terutama terkait dengan ulasan yang tidak bertanggung jawab. “Kami tidak akan diam melihat penurunan kepercayaan terhadap produk lokal. Diperlukan sinergi antara semua pihak untuk mendukung industri kosmetik nasional,” tegasnya.
Sementara itu, dalam dialog tersebut, pemahaman akan peran BPOM sebagai pengawas yang tegas semakin terlihat. BPOM berjanji akan menindaklanjuti segala pelanggaran, termasuk yang melibatkan pihak-pihak yang mempublikasikan hasil uji lab secara ilegal. Menurut BPOM, tindakan ini jelas melanggar aturan dan bisa menjerat pelakunya ke ranah hukum, merujuk pada UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Program edukasi ini mendapatkan dukungan penuh dari para influencer yang hadir. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga menegaskan komitmen mereka untuk lebih berhati-hati dalam memberikan ulasan dan informasi kepada masyarakat. Mereka mengakui, pengawasan yang ketat dari BPOM ini menjadi hal yang esensial untuk menjaga kualitas dan keamanan produk yang beredar di pasaran.
Dr. Oky Pratama, seorang pemerhati kosmetik, memberikan apresiasi pada upaya BPOM yang semakin gencar dalam menindak produk kosmetik yang membahayakan kesehatan. “Saya sangat mendukung langkah tegas BPOM. Banyak produk yang dijual tanpa izin edar. Bahkan ada yang sudah mengantongi izin, namun kemudian menambahkan bahan-bahan berbahaya di dalamnya,” ujar Oky, menggambarkan praktik tak bertanggung jawab yang masih berlangsung di pasaran.
Taruna Ikrar menanggapi hal tersebut dengan penuh ketegasan, menegaskan bahwa setiap brand yang sudah memiliki izin edar tidak diperkenankan menambah komponen baru pada produknya tanpa izin yang sah. “Jika ada tambahan komponen, mereka wajib mengajukan permohonan izin edar baru,” jelasnya, menutup diskusi dengan sebuah pesan yang jelas: integritas dan keamanan harus selalu menjadi prioritas utama dalam dunia kosmetik.
Kolaborasi antara BPOM, influencer, dan media ini menjadi bukti bahwa untuk menciptakan industri kosmetik yang aman dan berdaya saing, dibutuhkan kerja sama yang solid. Melalui program ini, BPOM berharap masyarakat tidak hanya sadar akan pentingnya memilih produk yang aman, tetapi juga lebih memahami bagaimana memastikan produk lokal bisa bersaing di tingkat global dengan kualitas yang terjaga.
Taruna Ikrar pun menutup acara dengan penuh keyakinan, “Kami ingin influencer menjadi mitra strategis dalam memastikan kosmetik yang beredar aman, bermanfaat, dan bermutu.” Sebuah harapan besar untuk masa depan industri kosmetik Indonesia yang lebih baik dan terpercaya. (*)