HERALD.ID, TANGERANG– Sejumlah truk pengangkut marinir TNI AL berdatangan ke desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Kedatangan marinir tersebut dikabarkan untuk mencabut pagar laut yang berada di pesisir desa tersebut bersama masyarakat sekitar.

Seperti dikutip dari Republika.co.id, truk pengangkut marinir tiba sekitar pukul 07.30 WIB. Warga pun berbondong-bondong menuju Pos TNI AL (Posal) setempat. Ada yang naik motor, juga jalan kaki.

Setiba di posal, tampak para marinir dan warga duduk bersama. Terlihat warga sedang diberikan instruksi untuk kegiatan pencabutan pagar laut tersebut. Para marinir Al lainnya tampak menurunkan perahu karet dari truk. Setelah itu, mereka memarkirkan kapal tersebut di pinggir pantai tanjung pasir.

Awi salah seorang nelayan Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang sebelumnya mengungkapkan ratusan TNI Al dan masyarakat akan turun langsung untuk mencabut pagar laut. Ia pun berterima kasih karena mendapatkan respons dan bantuan dari TNI Al.

Pihaknya juga mengatakan pimpinan tertinggi TNI AL akan turun langsung ke lapangan untuk ikut mencabut pagar tersebut.

“Jadi memang ini adalah bagian dari momentum yang pas seperti gayung bersambut keinginan masyarakat sekarang di back up oleh TNI Al apalagi oleh Kasal-nya yang mau turun ikut mencabut di daerah tanjung pasir. Kami nelayan sangat bersyukur dan berterima kasih atas respons. Ya kita bersyukurlah karena ada yang bantu,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh warga Tanjung pasir lainnya Maun, ia mengaku sangat senang karena pagar laut yang menghalangi aktivitas nelayan akhirnya dicabut. “Seneng banget, sangat senang karena memang itu sangat sangat mengganggu kita nelayan khususnya,” katanya.

Pihaknya mengatakan jika akan ada 150 pasukan marinir yang akan diturunkan untuk bersama masyarakat, Sabtu (18/1/2025) ini. Ia pun rela membatalkan pesanan perahu untuk memancing demi ikut mencabut pagar laut.

“Iya sebetulnya sudah ada yang mancing Sabtu Ahad ada yang mancing dari Jakarta ada yang udah bayar Rp3 juta, Rp2.5 juta, Rp2.8 juta, kami batalkan demi cabut pagar laut. Karena kita dibantu oleh Jenderal, kurang lebih 150 pasukan marinir dari Jakarta,” katanya.

Sebelumnya, salah satu warga Tanjung Pasir Teluknaga, Kabupaten Tangerang, berinisial MN (55) yang terdampak proyek pagar laut di perairan Tangerang mengungkapkan bahwa protes warga tak digubris aparat setempat, bahkan berujung pada intimidasi. MN mengisahkan, salah satu awak kapalnya bernama N sempat mendapat ancaman.

“Lagi proses bangunnya itu kan sampai ribut ribut itu. Kami sempat diancam juga, ‘kalau memang berani cabut, kalau memang kamu nggak sayang anak istri boleh’ dia bilang kayak gitu, sempat digituin,” kata MN saat dihubungi Republika, Kamis (16/1/2025).

“Kalau yang diancam seperti itu, namanya Pak N, kalau saya cuma ditanya ini siapa gitu. Tapi foto-foto saya sudah tersebar juga sama teman-teman pas protes itu,” katanya.

MN mengungkapkan intimidasi tersebut tak sekali dua kali dilontarkan kepada warga. Tak tinggal diam mendapatkan ancaman tersebut pihaknya langsung melaporkan ke pihak yang berwenang. Namun belum mendapatkan respons.

Kendati demikian, MN mengungkapkan ancaman tersebut sekarang sudah tidak ada lagi. Meskipun kasus pagar laut memang sempat menjadi sorotan masyarakat luas. “Enggak, di kampung saya enggak ada (lagi ancaman),” katanya.

Di sisi lain, menurutnya pemerintah tak jujur karena mengaku tak tahu menahu pemilik di balik pagar laut. Ia juga menyebutkan bahwa pemilik pagar laut adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang berbisnis di bidang properti.

“Masalah pagar laut juga pihak pemerintah bilang nggak tahu punya siapa, itu bohong, itu punya Agung Sedayu Group karena saya bertanya langsung ke yang kerja termasuk mandornya, mandor Samson dari muara dan mandor Memet juga,” katanya. (ilo)