HERALD.ID, JAKARTA — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Salah satu kritik datang dari dr. Tifauzia Tyassuma, M.Sc, atau yang akrab disapa Dokter Tifa, seorang pegiat media sosial sekaligus dokter.

Melalui cuitannya di akun X pada Sabtu (18/1/2025), ia mempertanyakan kelayakan anggaran yang disediakan untuk setiap porsi makanan dalam program tersebut.

Pemerintah menetapkan alokasi sebesar Rp10.000 per porsi makanan. Namun, menurut Dokter Tifa, anggaran yang benar-benar digunakan untuk makanan hanyalah sekitar Rp5.500, setelah dipotong untuk kebutuhan lain seperti susu.

“Susah membayangkan mengolah makanan senilai Rp5.500 karena jatah Rp10.000 harus dikurangi dengan kotak isi gula bersusu,” tulisnya.

Meski awalnya ia mendukung program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, Dokter Tifa mengaku mulai ragu. Ia merasa alokasi dana yang minim akan sulit mewujudkan tujuan program untuk menyediakan makanan bergizi secara layak. “Tadinya saya bertekad ingin mendukung Presiden @prabowo. Tetapi sekarang saya jadi galau….” lanjutnya.

Cuitan tersebut memicu diskusi hangat di media sosial. Banyak warganet yang setuju bahwa anggaran sebesar Rp10.000 untuk program MBG perlu ditinjau ulang.

Beberapa bahkan menyebut program ini tidak realistis jika tetap mengandalkan alokasi anggaran yang ada.

“10 ribu untuk MBG pastinya gak layak, pengusaha catering mana yang mau menyediakan MBG dengan menu yang layak dan bergizi,” komentar salah satu warganet.

Tidak sedikit pula yang meminta program ini dievaluasi dengan pendekatan berbasis data dan melibatkan pihak-pihak terkait, seperti sekolah dan penyedia katering.

“Save Dana MBG. MBG harusnya dikaji ulang, sebaiknya berbasis data, bekerja sama dengan sekolah yang terkait,” tulis akun lainnya. (*)