HERALD.ID – Puluhan pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menggelar demonstrasi pada Senin pagi untuk mengkritik gaya kepemimpinan Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro. Aksi tersebut dipicu oleh keluhan terhadap sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Menteri Satryo dalam memimpin kementerian baru tersebut.

Demonstrasi yang berlangsung di depan kantor Kemendikti Saintek itu menarik perhatian publik karena para pendemo kompak mengenakan kemeja hitam dan membawa dua spanduk besar dengan pesan keras. Salah satu spanduk bertuliskan, “Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri,” sementara spanduk lainnya berbunyi, “Kami ASN, Dibayar oleh Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga.”

Uniknya, sebelum melanjutkan aksi mereka, para pendemo menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai bentuk pengingat akan kewajiban mereka sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja untuk negara. Mereka kemudian menuntut agar Menteri Satryo mundur dari jabatannya karena dianggap telah bertindak dengan arogan dan tidak profesional.

Terkait dengan aksi tersebut, Istana Negara memberikan respons resmi melalui Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Nasbi. Ia menyampaikan bahwa masalah ini akan diselesaikan secara internal di Kemendikti Saintek. “Kita tunggu saja hasil dialog yang akan dilakukan di internal kementerian tersebut. Sejauh ini, kami yakin masalah ini bisa diselesaikan dengan dialog yang baik, dari hati ke hati dan kepala dingin,” ujar Hasan kepada wartawan.

Pihak Istana menginginkan agar persoalan tersebut tidak berlarut-larut dan dapat diselesaikan secara musyawarah tanpa menimbulkan ketegangan lebih lanjut. Seiring dengan itu, Menteri Satryo juga diharapkan dapat menyikapi masalah ini dengan bijaksana dan membuka ruang untuk komunikasi yang konstruktif dengan para pegawai di kementeriannya.

Aksi demonstrasi ini menjadi sorotan, terutama terkait dengan bagaimana pengelolaan kementerian yang baru dibentuk ini akan berjalan, dan apakah tuntutan para pegawai dapat menemukan titik temu dalam waktu dekat. (*)