HERALD.ID, TEL AVIV–Kepala militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengundurkan diri pada hari Selasa, dengan alasan kegagalan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza.

Halevi, 57 tahun, adalah pejabat paling senior yang mengundurkan diri karena kelalaian keamanan, yang menyebabkan ribuan militan yang dipimpin Hamas dan warga sipil Gaza menerobos pagar pembatas perbatasan dalam serangan darat, udara, dan laut yang terkoordinasi, menyerbu pangkalan militer dan komunitas di Israel selatan.

Serangan itu menjadi hari paling mematikan sekaligus paling mempermalukan Israel dengan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera. Hingga Selasa, lebih dari 90 sandera masih berada di Gaza, dengan sekitar sepertiganya diduga tewas.

“Di bawah komando saya, IDF gagal dalam misinya untuk melindungi warga Israel,” tulis Halevi dalam surat pengunduran dirinya dikutip dari China.org.

Ia mengatakan pengunduran dirinya akan berlaku efektif pada 6 Maret, seraya menambahkan bahwa ia telah membuat keputusan itu sejak lama.

“Sekarang, karena IDF mempertahankan keunggulan di semua lini dan perjanjian lain untuk pengembalian sandera sedang berlangsung, waktunya (untuk pengunduran diri saya) telah tiba,” tulisnya.

Tak lama setelah pengumuman Halevi, Yaron Finkelman, komandan Komando Selatan, juga mengatakan ia akan meninggalkan IDF.

Pasukan keamanan Israel telah menghadapi kritik karena gagal mengantisipasi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan karena keterlambatan dalam memobilisasi bala bantuan ke komunitas selatan untuk melawan pasukan Hamas.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara dengan Halevi setelah pengunduran dirinya diumumkan, berterima kasih kepadanya atas pengabdiannya yang panjang bagi negara tersebut.

Setelah pengunduran dirinya, para pemimpin oposisi di Knesset menyerukan agar Netanyahu mengikuti jejak Halevi dan mengundurkan diri.

Pemimpin Oposisi Yair Lapid mencuit, “Saya salut…Herzi Halevi. Sekarang biarkan perdana menteri dan seluruh pemerintahannya yang kacau bertanggung jawab dan mengundurkan diri.” (ilo)