HERALD.ID, JAKARTA – Memasuki 100 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, harapan tinggi dari masyarakat Indonesia mulai diuji berbagai evaluasi dan skeptisisme. Kabinet Merah Putih yang digawangi pasangan presiden-wakil presiden ini, tidak hanya menghadapi tugas berat merealisasikan janji kampanye, tetapi juga menavigasi tantangan besar dalam tata kelola pemerintahan.
Dalam laporan evaluasi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), performa pemerintahan Prabowo-Gibran pada 100 hari pertama menunjukkan hasil beragam. Dengan rata-rata nilai rapor lima dari sepuluh untuk Presiden Prabowo dan tiga dari sepuluh untuk Wakil Presiden Gibran, hasil ini menjadi refleksi atas ekspektasi masyarakat terhadap duet kepemimpinan ini.
Harapan yang Tak Sepenuhnya Terwujud
Mayoritas responden dalam survei CELIOS menilai, hanya sebagian kecil janji politik Prabowo-Gibran yang berhasil direalisasikan. Sebesar 74% responden berpendapat beberapa janji berhasil diwujudkan, sementara sebagian lainnya masih jauh dari realisasi.
Namun, laporan ini tidak hanya berisi kritik. Beberapa sektor mendapat apresiasi atas upaya yang telah dilakukan, seperti inisiatif dalam sektor kesehatan dan pendidikan dasar. Menteri Agama Nasaruddin Umar, misalnya, meraih penghargaan sebagai menteri dengan performa terbaik, berkat kebijakan yang dianggap relevan dan strategis.
Sinyal Reshuffle Kabinet
Evaluasi ini juga memberikan sorotan tajam terhadap sejumlah menteri yang dinilai gagal memenuhi ekspektasi publik. Nama-nama seperti Natalius Pigai (Menteri HAM), Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi), dan Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan) mendapat perhatian khusus karena dianggap memiliki kinerja terburuk. Tak heran, 48% responden menyarankan agar Presiden Prabowo segera melakukan reshuffle kabinet pada enam bulan pertama pemerintahan.
Menanti Langkah Strategis ke Depan
Dengan tantangan besar di sektor ekonomi, energi, lingkungan, dan kolaborasi lintas kementerian yang dinilai masih belum efektif, evaluasi ini menjadi pengingat bahwa 100 hari adalah langkah awal. Prabowo dan Gibran diharapkan segera mengambil langkah strategis, termasuk meningkatkan komunikasi kebijakan dan tata kelola anggaran, demi merealisasikan visi besar mereka.
“Masyarakat menaruh harapan besar pada duet ini untuk tidak hanya memberikan solusi instan, tetapi juga membangun fondasi kebijakan yang kuat untuk masa depan bangsa,” demikian pernyataan dari CELIOS.
Kini, publik menanti, apakah evaluasi ini akan menjadi katalis perbaikan atau sekadar catatan kecil dalam perjalanan pemerintahan Prabowo-Gibran. Waktu akan menjadi saksi. (*)