HERALD.ID, JAKARTA — Pengamat politik Rocky Gerung kembali menjadi sorotan setelah mengomentari dua isu hangat yang ramai diperbincangkan di media sosial.

Pertama, kabar tentang Presiden Jokowi yang dikatakan akan melakukan touring bersama komunitas motor gede, dan kedua, kehadiran Titiek Soeharto di atas kendaraan amfibi saat pembongkaran pagar laut di Tangerang Utara.

Rocky menyoroti bagaimana isu touring Jokowi lebih mencerminkan sensasi daripada substansi.

“Hak Pak Jokowi untuk menikmati masa pensiun dengan hobinya, termasuk touring, tidak salah. Tapi pertanyaan publik muncul ketika start-nya disebut dari kediaman presiden,” ujar Rocky.

Ia menilai penyebutan itu seolah menjadi upaya mempertahankan citra Jokowi sebagai figur utama di ruang publik meski sudah tidak menjabat.

Sebaliknya, Rocky menempatkan perhatian lebih pada kehadiran Titiek Soeharto, yang merupakan Ketua Komisi IV DPR RI, dalam proses pembongkaran pagar laut yang menjadi isu panas belakangan ini.

“Ini bukan sekadar aksi simbolis. Kehadiran Titiek di atas kendaraan amfibi bersama nelayan TNI Angkatan Laut menunjukkan tanggung jawab DPR untuk memastikan hak-hak rakyat,” tegas Rocky.

Ia juga menyebut bahwa langkah ini membuka diskusi tentang warisan kebijakan masa lalu, termasuk pagar laut yang kabarnya ditanam di era Jokowi.

Rocky menilai bahwa kehadiran Titiek juga membawa sinyal politik penting terkait hubungan antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden Jokowi.

“Relasi politik antara rezim Jokowi dan Prabowo kini mulai menunjukkan jarak. Pembongkaran pagar ini bisa jadi simbol evaluasi terhadap warisan pemerintahan sebelumnya,” katanya.

Menariknya, Rocky juga menghubungkan peran Titiek dengan nilai-nilai feminisme, di mana kehadirannya sebagai perempuan dalam isu ini dianggap memperlihatkan ethics of care terhadap masyarakat pesisir.

Lebih jauh, Rocky menyoroti potensi dampak pembongkaran pagar laut terhadap hubungan politik dan ekonomi. Ia menyinggung keterlibatan pengusaha besar dalam pembangunan pagar tersebut, yang memiliki hubungan dekat dengan Jokowi.

“Pembongkaran ini bukan hanya soal pagar fisik, tetapi membuka pagar simbolis dari kekuasaan lama,” jelas Rocky.

Dalam penutupnya, Rocky menekankan bahwa kasus ini menjadi momentum penting untuk membaca bagaimana rezim baru di bawah Presiden Prabowo akan mengevaluasi kebijakan masa lalu.

“Kita melihat ada pesan bahwa pemerintah saat ini ingin memperlihatkan keberpihakannya pada rakyat,” pungkasnya. (*)