HERALD.ID, JAKARTA – Media sosial tengah dihebohkan dengan rekaman berdurasi 3 menit 14 detik yang diduga berisi suara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Dalam rekaman tersebut, terdengar seseorang berbicara dengan nada tinggi, seolah sedang memarahi bawahannya. Namun, hingga kini keaslian rekaman tersebut masih menjadi teka-teki yang memancing spekulasi publik.
Pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat menjelaskan, proses autentikasi menjadi kunci untuk memastikan apakah suara dalam rekaman itu benar milik Menteri Satryo atau hanya rekayasa digital.
“Rekaman bisa dianalisis melalui karakteristik suara, seperti intonasi, formasi vokal, dan kebiasaan berbicara. Dengan teknologi saat ini, perbandingan suara asli dan rekaman bisa dilakukan secara akurat dalam waktu singkat,” ujar Abimanyu saat dihubungi, Rabu, 22 Januari 2025.
Forensik Digital dan Jejak Penyebar Awal
Lebih jauh, Abimanyu mengungkapkan, penelusuran jejak digital juga memainkan peran penting dalam mengungkap asal-usul rekaman. Menurutnya, pelacakan penyebar pertama dapat membantu mengidentifikasi siapa yang berada di balik rekaman tersebut.
“Penyebar awal bisa dilacak untuk mengetahui sumber asli rekaman. Jika tidak ditemukan pihak ketiga yang merekam, ada kemungkinan besar rekaman tersebut direkayasa secara digital,” tambahnya.
Ia juga mencatat adanya perbedaan kualitas suara dalam rekaman, di mana suara utama terdengar jelas sementara suara lain terdengar samar. Hal ini memunculkan dugaan bahwa rekaman tersebut tidak murni hasil interaksi langsung, melainkan bisa saja telah dimanipulasi.
Bantahan Menteri Satryo
Sementara itu, Menteri Satryo dengan tegas membantah bahwa suara dalam rekaman tersebut adalah miliknya.
“Itu bukan suara saya,” katanya singkat kepada wartawan, Senin (21/1) malam. Pernyataan ini diperkuat oleh klarifikasi dari pihak Kemendikti Saintek, yang menyebut isu tersebut sebagai upaya untuk merusak reputasi institusi.
Isu Arogansi atau Rekayasa Digital?
Meski pihak menteri telah membantah, rekaman ini memunculkan perdebatan di ruang publik. Isu dugaan arogansi menjadi sorotan, sementara pakar menilai bahwa langkah autentikasi forensik digital diperlukan untuk memastikan kebenaran sebelum publikasi lebih lanjut.
“Dengan proses forensik digital yang komprehensif, hasil verifikasi bisa diketahui dalam hitungan hari. Ini penting untuk menjaga keadilan dan menghindari penyebaran hoaks yang merugikan,” pungkas Abimanyu.
Kini, publik menanti hasil investigasi lebih lanjut. Apakah ini benar suara Menteri Satryo, atau hanya upaya manipulasi digital yang dirancang untuk menciptakan kontroversi? (*)