HERALD.ID, YOGYAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rendahnya tingkat literasi anak-anak Indonesia. Dalam sebuah sambutan di acara pelantikan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk periode 2025 – 2030 yang digelar di Auditorium UNY pada Jumat, 24 Januari 2025, ia menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi kedua terendah dalam literasi anak-anak di antara 69 negara yang dipantau.

“Literasi anak-anak Indonesia, baik dalam bidang numerik, membaca, maupun sains, berada di urutan kedua terendah dari 69 negara yang diukur,” ujar Satryo, menekankan keprihatinannya terhadap hal ini.

Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045

Satryo mengingatkan bahwa kondisi ini menjadi penghalang besar bagi Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas pada 2045. Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas literasi sebagai syarat mutlak untuk mewujudkan kemajuan negara.

“Jika kita terus berada di posisi ini, akan sulit bagi kita untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045. Pada tahun tersebut, kami berharap generasi muda kita memiliki literasi yang tinggi, yang memungkinkan mereka untuk mendorong Indonesia menjadi negara yang sejahtera, mandiri, dan bahagia,” tegasnya.

Literasi, Kunci Keberhasilan Negara Maju

Lebih lanjut, Satryo menilai bahwa literasi yang tinggi adalah salah satu kunci keberhasilan negara maju. “Dalam pandangan saya, negara yang memiliki tingkat literasi tinggi adalah negara yang berhasil membangun industri produktifnya. Sebab, pendidikan yang baik di sekolah dan perguruan tinggi menghasilkan generasi muda yang cerdas dan berpotensi,” ujar Mendikti.