HERALD.ID, NGAWI – Misteri penemuan mayat dalam koper merah di Desa Dadapan, Kendal, Ngawi, akhirnya terkuak. Korban adalah Uswatun Khasanah (29), seorang janda dua anak asal Blitar yang bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung.

Kepastian identitas korban diungkap kerabatnya, Ana Yuliani, setelah mengenali beberapa ciri khas pada jenazah, seperti tindik di pusar, sandal, dan gelang yang dikenakan korban. “Saya yakin itu dia. Tindik, sandal, dan gelangnya tak mungkin salah,” ujar Ana dengan suara lirih, Jumat, 24 Januari 2025.

Pamitan yang Jadi Perpisahan Terakhir

Ana mengisahkan, korban terakhir kali terlihat pada Jumat, 17 Januari 2025, saat berpamitan pergi ke Tulungagung dengan mobil pribadi, sebuah Ertiga putih. Namun, sejak Senin, 20 Januari 2025, kontak korban terputus. Upaya keluarga untuk menghubungi korban pun sia-sia.

“Dia bilang mau ke Tulungagung, tapi setelah itu tidak ada kabar. Anaknya sekarang tinggal bersama saya di Blitar,” tambah Ana.

Kabar duka itu baru sampai pada keluarga setelah Polres Blitar mendatangi rumah korban pada Kamis, 23 Januari 2025 menyampaikan, mayat dalam koper di Ngawi diduga adalah Uswatun. Keesokan harinya, keluarga langsung ke Ngawi untuk memastikan identitas korban.

Korban Ibu Tunggal yang Gigih

Uswatun dikenal sebagai ibu tunggal yang tangguh. Selama lima tahun terakhir, ia menghidupi kedua anaknya dengan bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung. Namun, di balik kerja kerasnya, tragedi ini menghentikan perjalanan hidupnya secara tragis.

“Saya sangat terkejut dan sedih. Kami hanya bisa pasrah. Harapan kami, proses hukum bisa segera menemukan pelaku dan memberikan keadilan,” ungkap Ana.

Polisi terus mendalami kasus ini, termasuk menggali informasi mengenai motif dan pelaku pembunuhan. Sebelumnya, jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terpotong menjadi beberapa bagian di dalam koper merah. Polisi telah mengidentifikasi sejumlah bukti penting yang mengarah pada pelaku.

Keluarga korban kini hanya berharap proses hukum berjalan adil. Jenazah Uswatun rencananya akan segera dibawa pulang ke Blitar untuk dimakamkan. “Semoga pelakunya segera tertangkap dan dihukum seberat-beratnya,” tutup Ana. (*)