HERALD.ID, MOSKOW–Delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Mousa Abu Marzouk, pada hari Senin bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov di Moskow untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza dan persiapan untuk perjanjian gencatan senjata tahap kedua dengan Israel.

Menurut pernyataan dari Hamas, kedua belah pihak juga membahas pelanggaran yang sedang berlangsung oleh pasukan Israel, termasuk penundaan dalam penerapan protokol kemanusiaan, penghalangan pasokan seperti tenda, rumah prefabrikasi, bahan bakar, dan peralatan berat, serta hambatan untuk membangun kembali rumah sakit, sumur air, dan infrastruktur dasar.

Sebelumnya pada hari Senin, kantor media pemerintah Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Israel telah menunda pengiriman tempat berlindung dan pasokan bahan bakar ke Gaza.

Selama pertemuan tersebut, Abu Marzouk menekankan pentingnya peran Rusia dalam mendukung hak-hak Palestina dan menekankan perlunya segera menyediakan semua bantuan kemanusiaan bagi penduduk Gaza, serta peran Rusia dalam memfasilitasi proses ini, sumber tersebut menambahkan.

Sementara itu, Bogdanov, utusan khusus Putin untuk Timur Tengah dan Afrika, menegaskan kembali posisi teguh Rusia dalam mendukung hak-hak Palestina dan menyambut baik perjanjian gencatan senjata, menurut pernyataan Hamas.

Ia menggarisbawahi pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan tanpa batasan dan menolak segala upaya untuk memaksakan solusi koersif terhadap Palestina.

Perjanjian gencatan senjata, yang dimulai pada 19 Januari, mencakup proses pertukaran tahanan tiga tahap, dengan masing-masing tahap berlangsung selama 42 hari. Perjanjian tersebut, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir dan didukung oleh AS, berfokus pada pembebasan warga sipil, tentara, dan jenazah Israel.

Tahap kedua akan melibatkan pembebasan tentara Israel, dan tahap ketiga akan membahas pemulangan jenazah warga Israel.

Perang genosida Israel telah menewaskan lebih dari 47.500 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.600 orang sejak 7 Oktober 2023.

Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. (ilo)