HERALD.ID, JAKARTA — Pasar saham kembali menunjukkan dinamika menarik, terutama pada beberapa saham yang menjadi perhatian pelaku pasar.
Salah satunya adalah BRPT, yang mencatat kenaikan lebih dari 1% ke level 935 meskipun pola candle yang terbentuk tidak sepenuhnya mendukung optimisme.
Secara teknikal, saham ini masih dalam fase sideway, dengan risiko koreksi kembali ke zona support di 880 hingga 900.
Sentimen positif datang dari aksi akumulasi yang dilakukan oleh konglomerat Prajogo Pangestu, yang tercatat membeli lebih dari 30 juta saham BRPT di harga rata-rata 923,77.
Langkah ini mengindikasikan adanya kepercayaan dari pemegang kendali terhadap prospek saham ini ke depan.
Namun, tekanan jual dari investor asing tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai karena dapat menghambat potensi kenaikan lebih lanjut.
Selain BRPT, saham TPA juga menjadi sorotan. Meskipun mencatat kenaikan, pola candle yang terbentuk memberikan sinyal potensi pelemahan jika tidak mampu menembus resistance di 8.600.
Jika tekanan jual meningkat dan saham ini gagal bertahan di level tersebut, ada kemungkinan koreksi menuju support di 8.000.
Sementara itu, saham PTRO menunjukkan pergerakan yang belum stabil setelah gagal menembus level 4.400. Kini, harga berada di bawah 4.000, yang telah menjadi resistance baru.
Support terdekat berada di kisaran 3.600 hingga 3.800, dan hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda pembalikan tren yang signifikan.
Investor Perlu Waspada
Bagi investor yang telah membeli PTRO di harga bawah, mempertahankan posisi masih menjadi pilihan yang masuk akal selama saham ini mampu bertahan di level 3.600.
Namun, distribusi saham oleh investor asing masih berlangsung, yang dapat meningkatkan tekanan jual dalam jangka pendek.
Jika harga kembali turun dan mendekati support, peluang buy on support bisa menjadi strategi yang menarik dengan target jangka pendek di 4.000, yang kini menjadi resistance kuat.
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif seperti saat ini, investor disarankan untuk tetap cermat dalam membaca pergerakan harga, memahami pola akumulasi dan distribusi, serta tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. (*)