HERALD.ID, SURABAYA — Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyebut potensi konflik dalam pelaksanaan Pilgub Jatim akhirnya tidak terjadi.
Mengingat Jatim cakupan wilayahnya luas yakni 38 kabupaten/kota, dan dinamika politik sehingga banyak tantangan yang harus dilalui.
“Penyelenggaraan Pilkada Serentak ini memiliki tantangan yang tidak mudah, luas daerah yang besar serta diiringi dinamika politik yang menyertai. Tetapi kita (Jatim) bisa menepis anggapan Pilkada Jatim rawan dan berpotensi konflik,” tuturnya, saat memberi sambutan Rapat Pleno Terbuka penetapan gubernur dan wakil gubernur Jatim terpilih oleh KPU Jawa Timur., Kamis 6 Februari 2025.
Mantan Sekdaprov Jatim itu menegaskan bahwa slogan ‘Seneng Bareng’ yang digaungkan selama tahapan Pilgub Jatim benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Dengan begitu, menunjukkan Pilgub Jatim 2024 bukan hanya kompetisi politik, tetapi menjadi momentum dalam memperkuat kebersamaan dan persatuan.
Adhy membeberkan salah satu indikator keberhasilan Pilgub Jatim 2024 adalah meningkatnya meningkatnya partisipasi pemilih.
Berdasarkan data KPU, tingkat partisipasi masyarakat mencapai 70,5%, meningkat dari Pilgub Jatim sebelumnya yang hanya mencapai 66,9%.
Adhy menilai meningkatnya partisipasi menjadi cermin bahwa semakin tingginya kesadaran politik masyarakat Jawa Timur.
“Partisipasi pemilih yang mencapai 70,5% menunjukkan pendidikan politik semakin baik, dan masyarakat semakin memahami pentingnya memilih pemimpin di Jawa Timur,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Adhy Karyono secara resmi menyampaikan bahwa pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak telah ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih untuk periode 2024-2029.
Adhy berharap agar kepemimpinan mereka benar-benar dapat membawa Jawa Timur menjadi provinsi yang lebih maju, berkelanjutan, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.
“Semoga benar-benar dapat melanjutkan cita-cita menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang maju berkelanjutan dan mendunia, sehingga kita dapat membawa Jatim sebagai gerbang baru Nusantara,” harapnya.
Adhy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali bersatu dan melepaskan perbedaan pilihan yang sempat muncul selama Pilgub Jatim 2024. Ia memastikan bahwa selama demokrasi berjalan, tidak ada pihak yang benar-benar kalah. Mengingat yang menang adalah seluruh masyarakat Jatim yang telah berhasil mewujudkan pemilihan secara damai dan demokratis.
“Kami juga mengajak seluruh masyarakat, yang melalui Pilgub kemarin mungkin merasa terkotak-kotak, mari sekarang kita letakkan perbedaan. Tidak ada yang menang atau kalah, tetapi yang menang adalah masyarakat Jawa Timur yang telah sukses menggelar Pilgub dan menetapkan gubernur serta wakil gubernur melalui pertarungan yang ada,” pungkasnya. (Ads)