HERALD.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan signifikan, turun hampir 2% ke level 6742.

Level support psikologis di angka 7000 yang sebelumnya bertahan kini telah ditembus, menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.

Secara teknikal, tren IHSG menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut dengan potensi menuju 6500 jika tidak ada pemulihan dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, tidak semua saham ikut terseret dalam arus pelemahan pasar. Saham seperti BRIS dan SCMA masih bertahan di atas garis Moving Average (MA) 50 dan 150, menandakan potensi untuk tetap stabil.

Di sisi lain, saham Bank Mandiri mulai menunjukkan indikasi reversal dari tren naik ke tren turun.

Saat ini, saham tersebut masih bertahan di atas level 5000, namun jika gagal menembus resistance di 5400–5500, ada risiko koreksi lebih dalam.

Investor yang masih memegang saham perlu mengevaluasi portofolio mereka dengan cermat.

Saham yang masih kuat di atas garis MA bisa dipertimbangkan untuk dipertahankan, sementara saham yang sudah turun di bawah garis MA sebaiknya dievaluasi ulang.

Jika dalam satu minggu ke depan IHSG gagal kembali ke level 7000, ada kemungkinan pasar akan terus melemah ke 6500, yang dapat memicu aksi jual lebih besar.

Selain itu, aksi jual oleh investor asing juga menjadi perhatian, karena dapat mempercepat tekanan di pasar.

Saham yang masih bertahan di atas MA bisa tetap di-hold, namun investor perlu siap dengan strategi cut loss jika tren turun berlanjut.