HERALD.ID, BEKASI – Sunyi senyap menyelimuti rumah tua di Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Sebuah rumah yang selama dua tahun menyimpan rahasia kelam. Rahasia tentang cinta yang berubah menjadi kebencian, tentang kepercayaan yang berujung pada pengkhianatan, dan tentang seorang istri yang nyawanya direnggut oleh tangan yang pernah bersumpah melindunginya.
Setelah dua tahun menghilang tanpa jejak, jasad Almaidah akhirnya ditemukan—terkubur dalam septic tank di rumahnya sendiri. Pelakunya adalah orang yang paling dipercayainya, suaminya sendiri, Sunardi.
Almaidah menghilang pada November 2022. Tak ada kabar, tak ada jejak, hanya sebuah pesan terakhir yang ia kirimkan kepada anaknya, Edi Rianto. Pesan yang seharusnya menjadi penenang, namun justru menambah kecurigaan: “Jangan cari ibu, ibu sedang jauh.”
Edi yang mengenal ibunya lebih dari siapa pun merasa ada sesuatu yang janggal. Ibunya tak pernah pergi tanpa pamit, tak pernah meninggalkan anak-anaknya begitu saja. Namun laporan ke polisi tak membuahkan hasil. Seakan Almaidah lenyap ditelan bumi.
Edi mencari ke sana ke mari, menelusuri setiap kemungkinan. Namun Sunardi, ayah tirinya, selalu mengelak, tak pernah memberi jawaban yang jelas. Bahkan saat Edi mendatangi rumahnya, ia hanya disambut dengan tatapan dingin dan penolakan.
Waktu berlalu. Dunia terus berputar. Hingga pada awal Februari 2025, sebuah berita mengguncang Bekasi. Sunardi ditangkap karena membunuh seorang gadis pegawai bank keliling bernama Sri Pujiyanti. Polisi yang menyelidiki kasus itu tak sengaja menemukan rahasia lain—kerangka manusia dalam septic tank rumahnya.
Ketika polisi menggali lebih dalam, mereka menemukan fakta mengerikan. Kerangka itu adalah milik Almaidah. Wanita yang selama dua tahun hilang, kini ditemukan dalam keadaan mengenaskan, hanya tinggal tulang belulang.