Jejak Terakhir dan Pengakuan yang Mengiris
Sunardi akhirnya mengakui perbuatannya. Ia membunuh Almaidah dengan tangannya sendiri, lalu membuang jasadnya ke dalam septic tank agar tak ada yang pernah menemukannya. Ia melanjutkan hidupnya seolah tak terjadi apa-apa, menutupi jejaknya dengan kebohongan yang terus ia sulam.
Edi yang selama ini mencari ibunya kini menemukan jawabannya, meski dengan cara yang tak pernah ia bayangkan. Dua tahun dalam ketidakpastian, dua tahun dalam doa dan harapan yang kini hanya tersisa duka.
Pesan yang Tak Terjawab
Pesan terakhir Almaidah kini menjadi misteri yang tak akan pernah terpecahkan. Apakah ia tahu bahwa hidupnya akan berakhir di tangan suaminya sendiri? Apakah ia sempat menyadari bahwa orang yang pernah ia cintai akan menjadi algojonya? Atau apakah pesan itu bukan sekadar perpisahan, melainkan permohonan halus agar anaknya tak perlu menyaksikan kebenaran yang begitu menyakitkan?
Kini rumah itu kosong. Tak ada lagi tawa, tak ada lagi kehidupan. Hanya sisa-sisa tragedi yang tertinggal, menjadi saksi bisu sebuah kisah yang berakhir di dasar septic tank.
Dan bagi Edi, kenangan tentang ibunya kini tak hanya berupa wajah dan suara, tetapi juga sebuah pesan yang tak akan pernah ia lupakan: “Jangan cari ibu, ibu sedang jauh.” (*)