HERALD.ID, MAJENE – Majene, kota pesisir yang tenang di Sulawesi Barat, mendadak gempar oleh kisah cinta sepasang kekasih yang tak ingin terpisah. Bojes, pemuda asal Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, semula hanya berniat merantau ke Kalimantan, mengadu nasib di tanah seberang. Namun, siapa sangka, langkahnya menuju kapal berubah menjadi kisah cinta yang menggetarkan hati banyak orang.
Di dermaga Pelabuhan Passarang, di bawah langit senja yang membakar cakrawala, Lia berlari menerobos barisan petugas. Matanya basah, suaranya parau memanggil nama lelaki yang dicintainya. Sirine kapal meraung, tanda keberangkatan tak bisa ditunda lebih lama. Namun, Lia tak peduli. Baginya, perpisahan ini terlalu menyakitkan. Ia ingin ikut, ingin tetap di sisi Bojes, meski harus melawan arus takdir yang mencoba memisahkan mereka.
Aksi nekatnya itu sontak menjadi perbincangan. Video yang merekam momen haru itu beredar luas di media sosial, menyedot simpati netizen dari berbagai penjuru negeri. Tidak hanya menyaksikan, banyak yang tergerak untuk membantu. Tawaran demi tawaran berdatangan bak arus pasang di pesisir Majene.
Sitti, seorang warganet, menulis di Facebook bahwa ia siap membantu perabot rumah tangga jika pasangan ini melangsungkan pernikahan. Tak lama berselang, Fyan Ibbas, seorang pengguna media sosial lainnya, bersedia menjadi pembawa acara pernikahan mereka secara gratis. “Bismillah, bersedia jadi MC untuk acara pernikahan Bojes dan Lia. Gratis. Kalau mauji pasangan ini,” tulisnya dalam status yang langsung dibanjiri dukungan.
Kisah ini bukan sekadar romansa belaka, tetapi juga bukti bahwa cinta sejati masih ada, dan orang-orang baik masih bersedia mengulurkan tangan untuk mendukung kebahagiaan sesama. Bojes dan Lia kini tak hanya menjadi simbol cinta, tetapi juga harapan, bahwa sejauh apa pun seseorang berniat pergi, cinta yang tulus akan selalu menemukan jalannya untuk kembali.
Akankah dermaga yang sempat menjadi saksi perpisahan mereka justru berubah menjadi panggung sakral bagi janji suci pernikahan? Waktu akan menjawabnya. Namun, satu yang pasti: kisah mereka telah meninggalkan jejak di hati banyak orang. (*)
Penulis: Hasan Basri