Meskipun demikian, Teguh mengakui bahwa terkadang ada siswa yang tidak mau makan menu yang disajikan, baik karena tidak suka atau memiliki alergi terhadap makanan tertentu. “Makanan yang tidak dimakan anak-anak itu bisa menjadi bahan evaluasi, dan apabila ada yang kurang, kami bisa menyampaikannya kepada pihak BGN,” ujarnya.

Selain itu, Teguh juga mengungkapkan bahwa beberapa siswa merasa porsi makan siang yang disajikan tidak cukup untuk membuat mereka kenyang. “Untuk kenyang, memang tidak cukup. Tapi dari segi kandungan gizi, mungkin sudah sesuai dengan takaran ahli,” tuturnya.

Meskipun menu pada hari itu tidak menyertakan susu, Teguh tetap bersyukur karena menu yang disajikan telah disesuaikan dengan kebutuhan gizi siswa. “BGN membuat variasi menu seperti itu, dan yang terpenting adalah kandungan gizinya, bukan hanya rasanya,” pungkasnya.

Program Makan Bergizi Gratis di SMAN 10 Surabaya ini bertujuan untuk memastikan para siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung aktivitas belajar mereka. (adi/ss)

Penulis: Adi Suprayitno