HERALD.ID, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur kekurangan 4,4 juta dosis vaksin untuk menekan laju penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mengingat kebutuhan vaksin PMK di Jatim 6,6 juta dosis per tahun.

PJ Gubernur Jatim, Adhy Karyono membeberkan, bahwa hingga saat ini Jatim masih mengantongi total 2,2 juta dosis vaksin PMK. Jumlah ini masih di bawah kebutuhan yang mencapai 6 juta dosis lebih.

Untuk mengatasi kekurangan vaksin, Adhy menghimbau Pemkab/pemkot di Jatim untuk mengalokasikan APBD-nya, demi menekan wabah PMK di wilayah masing-masing. 

“Beberapa kabupaten/kota sudah mengalokasikan dana berdasarkan surat darurat kami,” ucap Adhy, Selasa 11 Februari 2025.

Adhy juga mengajak masyarakat, khususnya peternak untuk melakukan vaksinasi mandiri. Mengingat pemerintah pusat melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Jatim telah menyediakan vaksin dengan harga terjangkau. 

“Vaksin dari Pusvetma Kementan dijual dengan harga sangat murah. Daripada melihat nilai jual sapi atau kambing yang mahal, lebih baik alokasikan sedikit dana untuk vaksinasi guna mengatasi PMK,” pinta Adhy.

Adhy menyebut Pemprov Jatim telah mendistribusikan 870.000 dosis vaksin PMK ke 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Distribusi vaksin ini dilakukan di Kantor Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Selasa, 11 Februari 2025.

Distribusi ini sebagai upaya penanganan wabah PMK yang telah ditetapkan sebagai bencana non alam melalui Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/31/013/2025 pada Januari lalu.

Vaksin diserahkan secara simbolis oleh PJ gubernur kepada lima daerah, yakni Kabupaten Pamekasan (14.500 dosis), Kabupaten Kediri (28.750 dosis), Kabupaten Bojonegoro (25.250 dosis), Kota Probolinggo (1.600 dosis), dan Kabupaten Pasuruan (18.000 dosis). 

“Alhamdulillah, kami mendapat dukungan vaksin sebanyak 1,7 juta dosis dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan,” paparnya.

Adhy mengungkapkan bahwa total vaksin PMK hari ini yang didistribusikan 520.000 dosis. Sementara tahap kedua dari Kementan sebanyak 350.000 dosis yang akan dibagikan ke 38 kabupaten/kota dengan populasi ternak rentan terbesar. (adi/ss)

Penulis: Adi Supriyanto