HERALD.ID, GAZA–Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan membebaskan tawanan Israel sesuai rencana berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut mengatakan langkah tersebut dilakukan setelah pembicaraan dengan mediator Mesir dan Qatar yang berjanji untuk bekerja menghilangkan hambatan dan mengisi celah.

Hamas menegaskan bahwa mereka akan terus melaksanakan perjanjian Gaza sesuai dengan apa yang ditandatangani, termasuk pertukaran tahanan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Kelompok Palestina tersebut mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan menunda pembebasan sandera berikutnya sebagai tanggapan atas pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata.

Pemerintah daerah Palestina telah mencatat serangkaian pelanggaran Israel terhadap kesepakatan tersebut, termasuk penembakan warga sipil dan penolakan akses ke bahan bantuan, termasuk tenda dan karavan untuk warga sipil yang mengungsi di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam keesokan harinya untuk mengakhiri kesepakatan gencatan senjata Gaza jika Hamas gagal membebaskan tawanan pada Sabtu siang.

Hamas mengatakan delegasi yang dipimpin oleh pemimpin kelompok di Gaza Khalil al-Hayya mengadakan pembicaraan dengan mediator Mesir dan Qatar untuk membahas pelaksanaan perjanjian gencatan senjata.

“Selama pertemuan dan komunikasi, delegasi kami berfokus pada perlunya mematuhi pelaksanaan semua ketentuan perjanjian, terutama yang berkaitan dengan pengamanan perumahan bagi rakyat kami dan segera mendatangkan karavan, tenda, peralatan berat, pasokan medis, bahan bakar, dan aliran bantuan yang berkelanjutan serta semua yang ditetapkan dalam perjanjian,” jelasnya dikutip Anadolu.

“Pembicaraan tersebut diwarnai oleh semangat positif, dan mediator Mesir dan Qatar menekankan perlunya menindaklanjuti semua ini untuk menghilangkan hambatan dan mengisi kesenjangan,” lanjut Hamas.

Perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, menghentikan perang Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong Palestina itu dalam reruntuhan.

Enam belas warga Israel dan lima pekerja Thailand sejauh ini telah dibebaskan oleh Hamas sebagai imbalan atas ratusan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel berdasarkan perjanjian tahap pertama. (ilo)