HERALD.ID, SOLO – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kediamannya di Solo untuk wawancara eksklusif dengan Najwa Shihab. Dalam percakapan yang berlangsung selama dua jam, Jokowi membahas berbagai topik, mulai dari evaluasi tiga bulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga kemungkinan kembalinya ia ke dunia politik.

Evaluasi Tiga Bulan Pemerintahan Prabowo

Najwa Shihab memulai wawancara dengan menanyakan penilaian Jokowi terhadap tiga bulan pertama pemerintahan Prabowo Subianto. Jokowi menyebut bahwa kinerja Prabowo sangat baik, dengan approval rating mencapai 80,9%. “Kebijakan-kebijakan seperti makan bergizi gratis dan penghapusan hutang UMKM diterima sangat baik oleh masyarakat,” ujar Jokowi. Ia menambahkan, dirinya tidak perlu memberikan angka spesifik karena kinerja Prabowo sudah berbicara sendiri.

Nasihat untuk Gibran Rakabuming Raka

Najwa juga menanyakan apakah Jokowi memberikan nasihat khusus kepada putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden. Jokowi mengaku tidak pernah memberikan masukan langsung kepada Gibran. “Kalau orang Jawa bilang, ojo kemajon. Artinya, jangan berlebihan. Wakil presiden itu tugasnya mendampingi presiden, bukan menonjolkan diri,” jelas Jokowi.

Suara-Suara Kritik dan Ekspresi Kekecewaan

Belakangan ini, muncul suara-suara kritik terhadap Jokowi, termasuk tulisan “Adili Jokowi” di tembok-tembok dan demonstrasi di beberapa kota. Jokowi menyikapi hal ini dengan tenang. “Itu kan ekspresi. Bisa karena kekecewaan, kejengkelan, atau karena belum move on dari Pilpres,” ujarnya. Ia tidak menampik kemungkinan adanya operasi politik tertentu di balik aksi-aksi tersebut.

Proyek IKN: Antara Harapan dan Tantangan

Najwa menyinggung proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sempat menjadi salah satu fokus pemerintahan Jokowi. Meski ada penyesuaian anggaran dan penundaan pemindahan PNS, Jokowi optimistis proyek ini akan terus berjalan. “IKN ini proyek jangka panjang, bisa 10, 15, atau 20 tahun. Semuanya harus disiapkan dengan matang, dari sekolah hingga rumah sakit,” tegasnya. Jokowi juga menyatakan akan terus mengawal proyek IKN meski sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Efisiensi Anggaran dan Dampaknya

Jokowi menyambut positif langkah efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintahan Prabowo. Namun, ia mengingatkan agar efisiensi dilakukan dengan hati-hati. “Efisiensi itu bagus, tapi harus dilihat urgensi dan dampaknya. Jangan sampai malah kontraproduktif terhadap rencana pembangunan,” ujarnya.

Masa Depan Politik Jokowi

Najwa tidak melewatkan kesempatan untuk menanyakan kemungkinan kembalinya Jokowi ke dunia politik. Jokowi mengaku belum berpikir serius tentang hal tersebut. “Hidup harus produktif, tapi untuk berpolitik lagi, saya harus berpikir panjang,” katanya. Ia juga menyebut ide partai politik “super Tbk” yang dimiliki oleh seluruh anggota, bukan segelintir orang. “Partai politik ideal menurut saya adalah yang terbuka dan dimiliki oleh semua orang,” ujarnya.

Reuni dengan Megawati?

Najwa juga menyinggung undangan Jokowi ke acara di Istana yang akan dihadiri oleh ketua-ketua partai, termasuk Megawati Soekarnoputri. Jokowi menyambut baik kemungkinan bertemu dengan Megawati. “Hubungan kami baik-baik saja. Kalau diundang, saya pasti hadir,” ujarnya. Pertemuan ini akan menjadi yang pertama sejak Pilpres 2024.

Tetap Produktif di Masa Pensiun

Jokowi menegaskan bahwa dirinya ingin tetap produktif di masa pensiun. “Hidup itu harus diisi dengan produktivitas semaksimal mungkin. Saya akan terus berkontribusi, meski dalam hal-hal kecil,” ujarnya. Ia juga berharap wawancara ini dapat mengklarifikasi berbagai spekulasi yang beredar tentang dirinya.

Wawancara ini menjadi yang pertama sejak Jokowi mengakhiri jabatannya sebagai presiden. Najwa Shihab mengapresiasi keterbukaan Jokowi dan berharap ada kesempatan untuk berbincang lebih panjang di masa depan. (*)