Oman disebut-sebut sebagai negara yang pura-pura miskin. Selain tidak ada gedung-gedung pencakar langit seperti negara tetangganya, penampilan masyarakatnya dinilai sederhana. Penduduk Oman menjunjung adat istiadat dan nilai-nilai solidaritas sosialnya yang tinggi.

Laporan: Achi_Rasid

Muscat –– Oman adalah negara yang aman dan tenang. Suasana perkotaan baik di Muscat atau Salalah adem dan damai. Nyaris tak ada catatan kejahatan di negeri ini.

Penulis sempat berjalan-jalan di Negeri Oman, tepatnya Kota Muscat–bersama rombongan ASFA Foundation– selama dua hari (10-12/02/2025) lalu. Meski singkat namun perjalanan penuh makna.

Seperti diketahui, Muscat, adalah ibu kota Oman dengan luas lahan mencapai 3.500 km2. Penduduk kota tak lebih dari 1,7 juta jiwa. Untuk ukuran sebuah ibukota negara tentu sangat kecil dan minim. Pendatang juga masih sangat kecil, tapi itulah keunikan Muscat–sebuah kota di kaki jazirah Arab yang kini sedang berlomba mengejar kejayaan kota di tetangganya seperti Dubai (UEA), dan Doha–Qatar.

Tak ada kemacetan disini. Manusia yang berseliwerang di jalan raya hanya ada di dalam kabin-kabin mobil. Sangat jarang kita melihat manusia berjalan kaki, seperti laiknya kota besar Tokyo, New York atau Paris.

Karena populasi yang minim itu, fasilitas umum seperti bus atau kereta api tak ada sama sekali. Mobilitas warga sepenuhnya ditunjang oleh kendaraan pribadi atau korporat. “Jumlah mobil dan kendaraan di kota Muscat hampir 1 juta. Artinya apa? Hampir sebagian besar manusia di kota ini bergerak dengan properti pribadinya, ” kata Asep, salah seorang staf kedutaan besar RI di Kota Muscat.

Asep, mengaku sudah 10 tahun menetap di Oman, namun sangat jarang menemukan keramaian misalnya konser atau acara melibatkan massa di tempat keramaian. “Di kota ini sangat tenang dan damai. Perasaan selalu adem ajah gitu pak. Tak ada kebisingan, meskipun musim libur. Jadi kayak hati pun ikut damai,” kata Asep.

Bukan hanya di Muscat, di daerah wisata sepeti kota Salalah–penduduk 330 ribu jiwa, perasaan tenang dan damai juga sangat terasa. Kejahatan serius terhadap wisatawan sangat jarang terjadi. Apalagi aksi demo. Keselamatan lalu lintas merupakan pertimbangan utama di daerah perkotaan.

Ada beberapa tempat wisata terkenal di Oman, antara lain: Jebel Akhdar, gunung yang berada di ketinggian 2.980 meter (9.777 kaki) di Pegunungan Hajar.

Semenanjung Musandam, bagian paling utara Oman, memiliki banyak teluk yang tenang.

Wadi Shab, lembah sungai kering yang memiliki air terjun, kolam renang alami, dan gua.

Tak ada salah, Pada tahun 2024 Oman berada di peringkat ke-37 negara paling damai di dunia menurut Indeks Perdamaian Global.

Oman juga telah menduduki peringkat kelima negara teraman di dunia menurut laporan terbaru oleh Numbeo.

Keunikan Oman

Perekonomian Oman bergantung pada minyak dan gas alam. Minyak dalam jumlah komersial ditemukan di Oman pada 1964 dan pertama kali diekspor pada 1967. Produksi dan ekspor minyak bumi meningkat pesat dan mendominasi perekonomian negara tersebut.

Oman menawarkan pandangan unik tentang budaya Arab, pemandangan alam yang menakjubkan, dan sejarah yang kaya.

Sebagian ekonominya melibatkan pariwisata dan perdagangan ikan, kurma, dan hasil pertanian lainnya. Bank Dunia mengkategorikan Oman sebagai ekonomi berpendapatan tinggi dan pada tahun 2024.

Suasana warga lokal yang memakai gamis dan jubah di dalam Mall of Oman–Foto: Rasid/Herald

Di kota Oman hanya ada satu mall yakni, Mall Of Oman yang menjadi pusat perbelanjaan dan interaksi warga kota untuk rekreasi. Mall inipun baru dibuka tahun 2022 silam saat masa Pandemi-Covid.

Nilai budaya islam masih dipertahankan dengan kuat. Warga dilarang masuk mall memakai celada pendek atau kostum terbuka baik laki-laki maupun wanita.

Penganut Islam

Mayoritas penduduk Oman beragama Islam, walaupun sebagian besar dari mereka menganut mazhab Ibadi, ada juga yang menganut Sunni dan Syiah.

Masjid Agung Sultan Qaboos adalah yang terbesar di Oman. Bangunan ini memiliki kapasitas untuk 20.000 jamaah, dengan kapasitas 6.500 orang: Foto: achi-rasid/Herald

Perekonomian Oman bergantung pada minyak dan gas alam. Minyak dalam jumlah komersial ditemukan di Oman pada 1964 dan pertama kali diekspor pada 1967. Produksi dan ekspor minyak bumi meningkat pesat dan mendominasi perekonomian negara tersebut. Pendapatan dari sektor ini mewakili sekitar dua perlima dari produk domestik bruto (PDB) dan sekitar tiga perempat dari pendapatan pemerintah.

Pendapatan lain negara merdeka tertua di dunia Arab itu berasal dari sektor pertanian dan perikanan dan manufaktur non-minyak bumi.

Oman masuk daftar 10 negara terkaya di Arab berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita. Kementerian Keuangan Oman, dilansir Oman Observer, memproyeksikan PDB Oman dengan harga konstan akan tumbuh sekitar OMR 38,39 miliar pada akhir 2024 dan meningkat lagi menjadi OMR 39,43 miliar pada 2025.

KomjenPol (Purn) Syafruddin Kambo berpose dengan latar belakang view pantai yang indah dengan kapal peziar di Kota Muscat, Oman. Foto: Dok/Herald

Mata Uang Oman Terkuat Ketiga di Dunia

Fakta menarik lainnya dari Oman adalah kekuatan nilai tukar mata uangnya. Mata uang resmi Oman adalah rial Oman (OMR). Mata uang ini diterbitkan oleh Bank Sentral Oman, badan pengatur moneter dan perbankan utama negara tersebut yang didirikan pada 1974. Mata uang ini menggantikan Rupee India.

Rial Oman menempati posisi ketiga sebagai mata uang terkuat di dunia, menurut data Forbes per 10 Januari 2025. Nilai 1 OMR = 2.60 USD atau sekitar Rp42 ribu.

Berubah Total

Rektor The World Islamic Sciences and Education (WISE) University of Jordan, Prof. Dr. Jafar Al-Fanatsej saat menerima rombongan ASFA Foundation mengatakan, pasca peristiwa Arab Spring, protes pro-demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2010-2011, pemerintah Oman telah banyak berinvestasi dalam kesejahteraan sosial.

Pada 19 Juli 2023, Sultan Oman Haitham bin Tariq mengeluarkan Keputusan Kerajaan Nomor 52/2023 yang mengesahkan UU Perlindungan Sosial. Aturan terbaru yang dikembangkan atas dukungan Organisasi Buruh Internasional (ILO) ini membentuk kembali sistem perlindungan sosial di Kesultanan dan menandai puncak reformasi ambisius yang dipimpin Tawazun, program pemerintah tertinggi untuk keseimbangan fiskal–sekarang disebut Estidamah.

ILO, seperti dilansir situsnya, menyoroti hal ini sebagai visi yang ambisius dan holistik dalam menyelaraskan reformasi ekonomi dengan keadilan sosial.