HERALD.ID, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah lebih dari 1% pada perdagangan Rabu 19 Februari 2025, turun ke level 6.794.
Meskipun demikian, beberapa saham masih menunjukkan tren positif dan terus menarik akumulasi dari investor asing.
Salah satu saham yang tetap bergerak naik adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang menguat lebih dari 1% ke level 1.575.
Secara teknikal, ANTM telah berhasil bertahan di atas support kuat di level 1.400 dan mulai membentuk tren kenaikan.
Meski sempat menyentuh area 1.600-1.610, saham ini ditutup sedikit lebih rendah. Investor asing masih terus masuk dalam sepekan terakhir, mendukung potensi kenaikan lebih lanjut.
Jika berhasil menembus level 1.600, saham ini berpeluang menguat lebih jauh, meski tetap perlu diwaspadai kemungkinan koreksi ke 1.550-1.500 jika gagal menembus resistance.
Selain itu, saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai level 238. Tren saham ini masih positif, dengan target terdekat di 240.
Jika berhasil menembus level tersebut, potensi kenaikan hingga 260 terbuka lebar. Namun, investor yang ingin masuk di harga saat ini disarankan berhati-hati, mengingat saham ini telah beberapa kali mengalami kenaikan signifikan. Support kuat saat ini berada di 200, yang dapat menjadi acuan bagi para investor.
Saham lain yang mencatat lonjakan tajam adalah PT Harta Dinata Tbk (HRTA), yang menguat lebih dari 15% ke level 565. HRTA bahkan sempat mencapai resistance di 600, sebelum kembali terkoreksi.
Tren saham ini masih dalam pola kenaikan, dengan akumulasi asing yang masih tinggi dalam sepekan terakhir. Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi ke level 500 jika gagal menembus resistance 600 dalam waktu dekat.
Sementara itu, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga menjadi perhatian, dengan kenaikan lebih dari 9% ke level 8.000.
Meski demikian, saham ini belum sepenuhnya mengonfirmasi tren bullish karena masih berusaha menembus garis MA50 dan MA150 di sekitar 7.675 dan 7.400. Jika gagal menembus resistance saat ini, koreksi ke area 7.400-7.500 masih mungkin terjadi sebelum kembali menguat.
Di tengah pelemahan IHSG, akumulasi asing terhadap saham-saham tertentu tetap menjadi faktor yang dapat memberikan dorongan bagi pergerakan harga. (*)