Ketua Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek, Suwitno, mengungkapkan bahwa sejak awal kepemimpinannya, Satryo menerapkan sejumlah kebijakan yang dianggap tidak adil dan menyalahi prosedur administrasi.

Salah satu pemicu utama demonstrasi adalah pergantian sejumlah pejabat yang dinilai dilakukan tanpa transparansi.

“Pergantian jabatan harusnya dilakukan dengan prosedur yang jelas dan adil, bukan dengan cara-cara yang tidak elegan,” ujar Suwitno.

Tak hanya itu, tuduhan pemecatan sepihak terhadap beberapa pegawai juga menambah panas suasana. Salah satu yang menjadi korban adalah Neni Herlina, ASN yang bertugas menangani urusan rumah tangga Mendikti Saintek. Neni mengaku dipecat secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

“Seharusnya jika ada kesalahan, ada mekanisme disiplin yang harus dijalankan. Namun, dalam kasus ini, pemecatan dilakukan secara langsung tanpa prosedur yang semestinya,” kata Suwitno.

Menanggapi tudingan tersebut, Satryo sempat memberikan klarifikasi bahwa pemecatan yang terjadi adalah hasil dari kesalahpahaman.

Ia mengklaim bahwa setelah berbicara dengan para pegawai yang mengajukan protes, mereka akhirnya menyadari kesalahpahaman yang terjadi dan berjanji akan mengikuti kebijakan kementerian.

“Mereka telah meminta maaf dan menyatakan kesediaannya untuk mengikuti aturan yang berlaku di Kemendikti Saintek,” ujar Satryo. (*)